Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang turis Spanyol tewas ditanduk gajah di sebuah suaka margasatwa di Thailand selatan, menurut kepolisian setempat, Senin, 6 Januari 2024. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 3 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Blanca Ojanguren García, 22 tahun, seorang pelajar dari Valladolid, sedang liburan ke Pulau Yao Yai bersama pacarnya. Pasangan tersebut sedang memandikan salah satu hewan di Pusat Perawatan Gajah Koh Yao. Gajah tersebut tiba-tiba menanduk dan membuat Blanca terluka yang kemudian menyebabkan kematian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang anggota staf dari pusat perawatan tersebut mengungkapkan bahwa García secara tidak sengaja melangkah di depannya yang menyebabkan insiden fatal tersebut. Tempat perlindungan tersebut telah ditutup sebagai tanggapan atas tragedi tersebut, lapor Bangkok Post.
Menurut ahli, gajah tersebut kemungkinan menjadi stres atau panik karena berinteraksi dengan pengunjung di luar ekosistemnya. Apalagi, ia harus terus-menerus berinteraksi dengan wisatawan. Di Thailand, mandi bersama gajah merupakan daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin bertemu langsung dengan hewan-hewan besar ini.
Namun, Pusat Perawatan Gajah Koh Yao menyatakan di situs webnya bahwa mereka berkomitmen untuk memberikan interaksi yang bertanggung jawab dan etis dengan gajah. Mereka mengklaim tidak mengendalikan atau menggunakan kail pada gajah mereka.
Kritik Metode Pelatihan Gajah
Departemen Taman Nasional Thailand melaporkan bahwa lebih dari 4.000 gajah liar dapat ditemukan di tempat perlindungan, taman, dan cagar alam. Sementara itu, gajah peliharaan dalam jumlah yang sama digunakan terutama untuk hiburan wisata. Departemen tersebut telah mencatat sedikitnya 227 kematian akibat serangan gajah selama 12 tahun terakhir, dengan 39 kematian pada 2024 saja.
World Animal Protection telah menyuarakan keprihatiannnya atas sekitar 2.798 gajah yang dipelihara di tempat-tempat wisata di seluruh negeri, banyak di antaranya dilaporkan dikurung dalam isolasi dan dipaksa melakukan tindakan yang tidak wajar.
Organisasi nirlaba tersebut sebelumnya mengkritik metode pelatihan keras yang digunakan oleh beberapa pawang, yang dilaporkan mencakup teknik berbasis hukuman yang melibatkan tongkat atau benda logam tajam.
Konfirmasi Kedutaan Spanyol
Kementerian luar negeri Spanyol dan kedutaan besarnya di Bangkok mengonfirmasi kematian García.
"Kami dapat mengonfirmasi kematian tragis seorang turis Spanyol dalam sebuah kecelakaan," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan yang dikutip Independent. "Konsulat Spanyol di Bangkok sedang menghubungi keluarga korban dan menawarkan semua bantuan konsuler yang diperlukan, sebagaimana lazimnya dalam situasi seperti ini."
Menurut The Thaiger, García yang berasal dari Valladolid di barat laut Spanyol adalah mahasiswa hukum dan hubungan internasional di Universitas Navarra. Ia juga merupakan anggota aktif klub keamanan dan pertahanan universitas tersebut. Sebagai bagian dari program pertukaran akademis Erasmus, García tinggal di Taiwan dan mengunjungi Thailand sebagai turis. Adapun pacar yang menemaninya dalam perjalanan tersebut adalah seorang kadet infanteri dari Oviedo.
Pada Desember, seorang wanita berusia 49 tahun tewas saat berjalan-jalan di Stasiun Penelitian Satwa Liar Phu Luang di Loei, Thailand. Taman tersebut ditutup sementara untuk memastikan keselamatan pengunjung tetapi telah dibuka kembali.
THAIGER | INDEPENDENT | BANGKOK POST
Pilihan Editor: Thailand Kedatangan 35,32 Juta Wisatawan Asing Sepanjang 2024