Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ruang publik di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, kini tampil dengan wajah baru. Fasilitas barunya antara lain amfiteater serta aneka wahana permainan dan olahraga untuk kalangan anak seusia pelajar sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amfiteater atau panggung terbuka dengan deretan tempat duduk yang melengkung berada tepat di seberang monumen. Dari pantauan Minggu, 31 Desember 2023, tempat itu belum difungsikan. “Mungkin nanti bisa juga untuk pertunjukan seni,” kata Ine, seorang penari di Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, di bagian selatan dibangun beberapa ruang terbuka beratap yang bisa untuk menikmati suasana atau rehat. Sementara di lantai bawahnya terdapat beberapa arena bermain anak yang bisa dipakai secara gratis. Wahananya seperti bukit-bukit kecil, lalu ayunan, seluncuran atau perosotan, pun peralatan olahraga.
Rerumputan di arena bermain itu menggunakan bahan sintetis. Pengunjung harus memakai alas kaki karena rumputnya panas akibat sorotan sinar matahari. Sebelumnya, ruang publik itu berbentuk jalan lebar namun tidak untuk dilalui kendaraan. Di bagian tengahnya ditanam pepohonan palem botol yang kini sudah raib.
Aneka wahana permainan anak di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Ahad, 31 Desember 2023. (TEMPO/Anwar Siswadi)
Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat atau biasa dikenal dengan singkatan Monju, berada di Jalan Dipati Ukur seberang kampus lama Universitas Padjadjaran. Lokasinya memanjang ke selatan dan membentuk garis lurus dengan Lapangan Gasibu dan Gedung Sate.
Monumen yang bagian bawahnya dipakai juga untuk museum, dibangun pada 1991 hingga diresmikan 23 Agustus 1995 oleh Gubernur Jawa Barat R. Nuriana. Pengelolanya kini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat.
Luas lahan Monumen Bandung sekitar 72 ribu meter persegi. Dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ruang publik monumen itu baru selesai direvitalisasi. Dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur Ridwan Kamil, peresmiannya oleh Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, pada Kamis, 28 Desember 2023. “Khusus revitalisasi ini biayanya Rp 23 miliar,” kata anggota Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanady. Rencana selanjutnya akan dilakukan penataan pedagang kaki lima dan tempat parkir kendaraan pengunjung.
ANWAR SISWADI