Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Liburan ke Candi Borobudur bukan sekadar menikmati wisata sejarah dan menaiki tangga di setiap level stupa demi stupa. Ada aktivitas menarik yang dapat wisatawan lakukan saat berkunjung ke Candi Borobudur dan sekitarnya, misalkan bersepeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berwisata dengan mengendarai sepeda menjadi alternatif wisata sehat di masa pandemi Covid-19. "Kami melihat pertumbuhan tren komunitas pesepeda dari berbagai kota untuk menjelajahi medan-medan alami nusantara bersama-sama," kata Co-Founder and Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa dalam keterangan tertulis, Selasa 23 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bersepeda mampu menyegarkan pikiran, menyehatkan tubuh, dan bikin senang karena dilakukan bersama-sama. Meski begitu, Gaery mengingatkan agar para pesepeda tetap disiplin protokol kesehatan dan memperhatikan regulasi terbaru dari pemerintah daerah yang akan dikunjungi.
Candi Borobudur. Foto: Tiket.com
Jika kamu hendak atau sedang jalan-jalan ke Candi Borobudur, cobalah wisata sepeda di lima desa di sekitar candi. Jangan khawatir soal fasilitas, desa-desa ini sudah tahu apa saja kebutuhan wisatawan. Mulai dari akomodasi, sarana berwisata termasuk aneka jenis sepeda, sampai oleh-oleh khas. Berikut rekomendasi wisata sepeda di sekitar Candi Borobudur dari tiket.com:
- Desa Wringin Putih
Desa Wringin Putih terletak sekitar 2,3 kilometer dari Candi Borobodur. Dari desa ini, wisatawan dapat menikmati pemandangan pedesaan dengan latar belakang persawahan serta lanskap Bukit Menoreh. Daya tarik utama Desa Wringin Putih adalah jajaran rumah bambu di sepanjang jalan yang dapat dilihat sembari bersepeda. Jika perut keroncongan, cobalah camilan khas getuk yang terbuat dari singkong yang dihaluskan bercampur gula, garam, dan kelapa parut. - Desa Wanurejo
Desa Wanurejo terletak di kaki pegunungan Menoreh, diapit Sungai Progo dan Sungai Sileng. Bisa terbayang indahnya desa ini. Di Desa Wanurejo terdapat Museum Wayang yang menyimpan 694 koleksi sastra tentang perwayangan dalam berbagai bahasa dan 83 kaset audio yang memuat rekaman pertunjukan wayang dari 1971 hingga 1994.
Wisatawan yang tak membawa sepeda dapat menyewa sepeda di Balai Ekonomi Desa atau Balkondes Wanurejo di Jalan Balaputradewa. Tarif sepeda mulai Rp 15 ribu untuk sepeda biasa hingga Rp 50 ribu untuk sepeda gunung. - Desa Majaksingi
Wisatawan yang suka melihat proses pembuatan kerajinan gerabah bisa mampir ke Desa Majaksingi. Lokasinya sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Para perajin gerabah di desa ini dengan senang hati menunjukkan bahkan memberikan tutorial langsung kepada wisatawan tentang proses membuat pot dari tanah liat. Oleh-oleh khas dari Desa Majaksingi adalah kopi yang aromanya begitu wangi. - Desa Tanjungsari
Desa Tanjungsari memiliki latar belakang panorama Pegunungan Menoreh dan jaraknya 3 kilometer dari Candi Borobudur. Penduduk desa ini bekerja sebagai petani cabai, tembakau, dan pembuat tahu. Di Desa Tanjungsari terdapat lima benda purbakala. Dua di antaranya adalah kepala arca Buddha yang diduga sebagai bagian dari Candi Borobudur dalam masa pemugaran pada 1907-1911. - Desa Candirejo
Desa ini berjarak sekitar 4 kilometer dari Candi Borobudur. Di sini, wisatawan dapat melakukan kegiatan outdoor, seperti rafting di Sungai Progo yang berarus deras. Berbeda dengan rafting modern, peserta rafting di desa ini menggunakan getek tradisional. Kalau tak ingin basah, wisatawan dapat menjelajah dengan berkendara off road menyusuri Sungai Progo.