Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Membuat replika Candi Borobudur dari kepingan-kepingan LEGO membutuhkan ketekunan sendiri. Bagi Subagyo W, 58 tahun, seniman instalasi lego membuat candi ini membutuhkan waktu tiga hingga lima tahun.
Proses Menyusun Lego Jadi Replika Candi Borobudur
Bagaimana tidak, ada sebanyak 33 ribu keping LEGO dengan berbagai macam bentuk. Kepingan-kepingan Lego itu ia dapat tidak hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari beberapa negara lain. Untuk menyusunnya, ia butuh enam bulan hingga menjadi replika Candi Borobudur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Yang lama mengumpulkan bahan LEGO supaya bisa membuat Candi Borobudur, saya kumpulkan sepotong-sepotong. Kalau menyusunnya butuh enam bulan karena menyesuaikan waktu luang,” kata Subagyo saat pembukaan International Creative Industry Conference & Festival Conference di Gelanggang Inovasi dan Kreasi (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM) atau biasa disebut Gelanggang UGM, Kamis, 26 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guna merakit sepuluh tingkatan atau lantai dari dasar hingga mencapai puncak, dia harus memperhatikan pola-pola bujur sangkar pada bagian dasar. Kemudian beralih secara bertahap mengecil dan berubah menjadi pola bulat. Di antara dinding-dinding pada setiap tingkatan harus dapat dilalui untuk dapat melihat cerita yang tertera di seluruh bangunan candi tersebut.
Ia mencari bahan LEGO dengan berbagai bentuk itu yang paling sulit adalah yang melengkung. Ia membeli dari beberapa negara saat ia bertugas ke luar negeri. “Awalnya saya sket dulu, ini kan ada sepuluh tingkat. Tidak hanya lurus, ada tekuk-tekuknya, digambar dulu, baru dihitung berapa brick yang dibutuhkan,” kata dia yang kelahiran Bandung ini.
Karya seni dari kepingan LEGO karya Kendy Kusumo berbentuk Rama dan Shinta dengan mosaik lentikular. Jika dilihat dari sisi kiri maka gambar membentuk wajah Rama. Jika dilihat dari sisi kanan, maka terlihat wajah Shinta. Foto: TEMPO| M. SYAIFULLAH.
Namun, yang memudahkan ia mencari bahan kareba belinya bisa per 100 gram atau kiloan. Sehingga tidak harus membeli satu paket Lego yang sudah ada bentuknya. “Belinya bisa di LEGO Group atau komunitas,” kata dia.
Ia mengaku terpecut membuat replika Candi Borobudur karena merupakan warisan asli Indonesia pada abad ke 8. Ia juga sudah membuat replika Candi Prambanan, namun tidak dibawa ke pameran ini. Karena untuk membawa replika Candi Borobudur sudah memenuhi satu mobil. “Saya bawa dengan mobil, terbagi menjadi 9 bagian, itu saja butuh dua jam untuk merakit kembali,” kata Subagyo.
Soal biaya, ia mengaku per bagian di Indonesia harganya mulai Rp 500 hingga Rp 1.000. Di luar negeri harganya tentu lebih mahal. Secara keseluruhan material, ia membutuhkan biaya Rp 35 juta hingga Rp 40 juta. “Tetapi karya seni tidak dihargai seperti itu. Itu hanya materialnya saja,” kata dia.
Tokoh Perwayangan dari Lego
Selain replika Candi Borobudur ada seni Lego lagi karya Kendy Kusumo. Kendy membuat lima figura yang terdiri dari gambar tokoh pewayangan seperti Semar, Bagong, Gareng, Petruk, dan Rama Shinta.
Yang ada di tengah instalasi adalah gambar Rama dan Shinta yang dibuat dari LEGO dengan mosaik lentikular. Jika dilihat dari sisi kiri maka gambar membentuk wajah Rama. Jika dilihat dari sisi kanan, maka terlihat wajah Shinta. “Membutuhkan 6.503 keping LEGO,” kata Kendy.
Ia mengisahkan, salah satu karya sastra India yang digubah ke dalam bahasa Jawa dan bahkan disesuaikan dengan latar budaya Jawa adalah epos Ramayana. Di Jawa, cerita Ini digubah pujangga Jawa menjadi bentuk kakawin dan ditulis dalam bahasa Kawi maupun Jawa Baru. Cerita ini biasanya ditampilkan dalam seni wayang, sendratari, bahkan dipahatkan dalam relief candi seperti Candi Prambanan dan Candi Panataran.
Lego mosaik lentikular adalah karya seni visual berupa mosaik yang dibuat dari kepingan Lego, jika dilihat dari sisi kiri maupun kanan akan tampak 2 gambar yang berbeda. Kendy Kusumo, 53 tahun, sudah menggeluti dunia desain grafis sejak tahun 1996. Hobi menggambarnya sejak kecil dalam berbagai media, kali ini dituangkannya ke dalam bentuk lego.