Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Polemik Penolakan Chattra di Stupa Induk Candi Borobudur, Sandiaga: Semua Pihak Harus Didengar

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menegaskan semua aspirasi soal pemasangan chattra di Candi Borobudur harus didengar.

11 September 2024 | 12.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam agenda peluncuran buku biografi R. Suyoso Karsono "The Singing Commodore" sekaligus memperingati Hari Radio Nasional, Rabu, 11 September 2024 di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tempo/Vedro Imanuel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut aspirasi terkait rencana pemasangan Chattra di stupa induk Candi Borobudur harus didengar. Chattra itu sebelumnya dikabarkan akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 18 September mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya sudah menerima aspirasi dari masyarakat. Semua aspirasi harus didengar. Hari ini akan rapat yang dipimpin Menko Marves, Pak Luhut untuk membahas itu semua," kata Sandiaga di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf pada Rabu, 11 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemasangan Chattra yang berbentuk payung bertingkat tiga itu awalnya diusulkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas dan dikaji di Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama. Ornamen tersebut dipercaya bisa memperkuat sisi spiritual Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha.

Kendati begitu, banyak kritikan yang muncul atas rencana pemasangan tersebut. Baik dari kalangan masyarakat hingga akademisi bidang arkeolog. Bahkan, tagar Pray for Borobudur sempat muncul di media sosial beberapa waktu belakangan ini.

Menurut Sandiaga, semua aspirasi itu harus didengar. Arkeolog menjadi kalangan yang ia nilai sebagai pihak yang paling mengerti sisi konservasi Candi Borobudur sebagai salah satu salah satu situs arkeologi tua di dunia.

Di sisi lain, ia berharap pengembangan Candi Borobudur harus terus mempertimbangkan sisi spiritualitasnya. Menparekraf menargetkan, 42% umat Buddha di Asia Tenggara bisa berkunjung ke Candi Borobudur setiap tahunnya.

"Candi Borobudur harus terus dikawal, bukan hanya jadi destinasi super prioriritas, tapi tetap menjaga aspek spiritualitasnya," papar Sandiaga.

Sebelumnya, setelah dibahas di Ditjen Bimas Kemenag, kajian teknis juga telah dilakukan BRIN. Kajian teknis ini telah membuat beberapa simulasi yang mengklaim bahwa stupa utama tahan terhadap peletakan chattra.

Sebagai informasi, pada 2023 terdapat 1,47 juta kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Candi Borobudur. Kemenparekraf terus menggenjot jumlah kunjungan satu dari lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus