Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
GURATAN lelah nyaris tak tampak di wajah Daisy Fajarina ketika Tempo menjumpainya tengah malam Rabu pekan lalu, di rumahnya di bilangan Slipi, Jakarta Barat. Padahal sepanjang hari itu dia harus menghabiskan waktunya di Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri dan syuting di dua stasiun televisi. Telepon genggamnya hampir tak henti berdering hingga terlontar ucapan keras dari mulutnya, ”Bagaimana saya bisa diam? Itu anak saya, saya bukan batu!”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo