Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas hari ini mengadakan rapat untuk menindaklanjuti kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia Akseyna Ahad Dori. Rapat tersebut dihadiri oleh ayah Akseyna, Marsekal Pertama purnawirawan Mardoto, perwakilan Polres Metro Depok serta Polda Metro Jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ayah Akseyna, Marsekal Pertama Purnawirawan Mardoto mengatakan, rapat berlangsung kurang lebih 2 setengah jam sejak pukul 09.30 hingga pukul 12.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rapat dihadiri dari Polres Depok sama Polda untuk membahas penuntasan kasusnya (kematian Akseyna),” kata Mardoto kepada Tempo, Rabu 5 Oktober 2022.
Mardoto mengatakan, ini merupakan rapat perdana dirinya bersama Kompolnas setelah hanya bersurat. Dalam rapat itu disimpulkan Kompolnas sepakat untuk mendorong pihak kepolisian membentuk tim khusus untuk melanjutkan kasus kematian Akseyna Ahad Dori.
“Rencananya mau diusulkan dibentuk tim khusus di lingkungan Polri melibatkan Polres dan Polda mungkin dari mabes Polri, supaya kasus ini bisa tuntas jangan sampai menjadi kadaluwarsa,” kata Mardoto.
Lebih jauh Mardoto mengungkapkan, dalam rapat tersebut dirinya juga menyampaikan beragam motif, dugaan, dan terduga tersangka yang berhasil dihimpun dari masyarakat yang peduli dengan kasus kematian Akseyna Ahad Dori.
“Dalam rapat itu, saya juga mengajukan sebagian informasi yang masuk dari netizen, saya serahkan untuk mendukung tindak lanjut penyelidikan kasus,” kata Mardoto.
Dari bunuh diri ke dibunuh
Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia, ditemukan meninggal pada tanggal 26 Maret 2015, di Danau Kenanga, UI.
Akseyna ditemukan mengambang 1 meter dari tepi danau yang memiliki kedalaman 1,5 meter. Sementara dalam tas yang digendong Akseyna ditemukan beberapa batu dan juga luka lebam pada tubuh.
Dugaan awal kematian Akseyna karena bunuh diri, tetapi kemudian mantan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Khrisna Murti pada tanggal 29 Mei 2015 mengungkapkan pernyataan kalau Akseyna mati karena dibunuh bukan bunuh diri.
Hingga kini sudah 7 tahun lebih kasus itu berlalu, polisi belum berhasil mengungkap motif dan dalang pembunuh Akseyna.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.