Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat Antikorupsi Emerson Yuntho menemukan praktik pengutan liar atau pungli oleh oknum petugas di Kantor Samsat Kebon Nanas, Jakarta Timur. Cerita pungli itu disampaikan Emerson di akun Twitter pribadinya, @emerson_yuntho.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dari pagi jam 8 hingga hampir jam 11 di Samsat Kebon Nanas Jaktim, saya lihat terjadinya praktik pungutan atau penerimaan liar yang dilakukan oleh (oknum) petugas. Saya juga berbincang dengan warga lain untuk memastikan soal pungutan ini," ucap Emerson.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tempo telah meminta izin ke Emerson untuk mengutip cuitannya pada Selasa, 7 September 2021. Mantan peneliti di Indonesia Corruption Watch atau ICW itu mengizinkan.
Emerson datang ke Kantor Samsat untuk menemani istrinya membayar pajak dan perpanjangan STNK 5 tahunan mobil dan STNK tahunan sepeda motor. Dia juga berniat melihat bagaimana pelayanan publik di sana.
Dari pengamatan langsung dan hasil bertanya dengan warga, Emerson menemukan sejumlah titik praktik pungli di Kantor Samsat Kebon Nanas. Titik pertama di proses cek fisik mobil dan sepeda motor yang seharusnya gratis.
"Setelah proses cek selesai, petugas ada yang bersifat pasif (dikasih uang diterima) dan ada yang meminta uang dengan jelas sedikitnya Rp 20 ribu.Tentu saja tanpa tanda bukti," ucap Emerson.
Selanjutnya: Titik pungli kedua ada di proses...
Titik pungli kedua ada di proses legalisir hasil cek fisik mobil dan sepeda motor. Proses yang seharusnya gratis ini, kata dia, juga dimintai uang sebesar Rp 20 ribu oleh oknum di loket untuk setiap dokumen yang masuk.
Temuan pungli lainnya adalah ketika proses pendaftaran perpanjangan STNK. Menurut Emerson, seorang warga memberikan uang kepada oknum petugas sebesar Rp 20 ribu karena tidak membawa surat kuasa dari pemohon.
"Tujuannya agar proses bisa dilanjutkan," kata dia.
Diluar temuan di atad, Emerson menduga ada beberapa titik pungli lain di Samsat. Temuan atau informasi soal pungli tersebut, kata dia, bisa dilihat dari ulasan di google soal Samsat Kebon Nanas.
"Pungli kecil kok dibesar2kan sih bro? Jika lihat nominal pungli tentu kecil,tapi jgn lupa pemohon tiap hari berjumlah ratusan. Artinya jumlah pungli terjadi sangat besar setiap harinya. Ini tentu merusak citra Samsat Kebon Nanas."
Menanggapi temuan ini, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yugo mengaku akan meningkatkan pengawasan dan pengendalian anggotanya. Selain itu, dia berjanji bertindak.
"Apabila ada yg terbukti bersalah pasti akan kita tindak." demikian Sambodo ihwal kasus pungli tersebut.
M YUSUF MANURUNG
Baca juga : Polisi Uji Coba Pesepeda Bike to Work di Jalur Ganjil Genap Selama 3 Hari