Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Tempo mendapat teror berupa kiriman kepala babi tanpa telinga dan bangkai tikus dengan kepala terpenggal dalam sepekan terakhir. Teror yang dialami Tempo ini mengingatkan kembali teror bangkai ayam yang ditujukan kepada istri almarhum aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 20 November 2004, sekitar pukul 11.30 WIB, Suciwati menerima teror berupa bangkai ayam yang dikirim melalui pos. Dalam bingkisan tersebut ditemukan tulisan “Awas jangan libatkan TNI dalam kematian Munir. Mau menyusul seperti ini?”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengirim bingkisan tersebut tertulis bernama Zulrizal Umar dengan alamat Jalan Semeru X/45, Bogor. Namun Suci mengaku, setelah ditelusuri oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), ternyata tidak ada alamat seperti yang dituliskan.
“Setelah teman-teman KontraS menelusuri alamat tersebut, ternyata tidak ada Jalan Semeru X/45, Bogor,” kata juru bicara keluarga almarhum Munir, Rusdi Marpaung, dari Imparsial pada 20 November 2004.
Bangkai ayam tersebut dibungkus dalam plastik dan diletakkan dalam styrofoam putih dengan ukuran panjang 18 sentimeter, lebar 19 sentimeter, dan tinggi 7 sentimeter. Kemudian terdapat kotak berwarna cokelat yang berisi kepala, ceker, jeroan, dibungkus dengan kertas semen.
Rusdi mengatakan ini bukan teror pertama yang diterima keluarga Munir. Sebelumnya dua atau tiga hari setelah kematian Munir, keluarga di Malang dikirimi surat berisi ledekan isinya “Selamat atas kematian Munir, itu karena dia LSM yang menerima dana dari negara asing”.
Kepolisian Daerah Metro Jaya, kata Rusdi, telah datang ke rumah Suci di kawasan Jakasampurna, Bekasi Selatan. Polisi menanyakan berapa kali ancaman yang diterima keluarga Munir. Namun keluarga belum bisa memperkirakan siapa pengirim teror tersebut.
“Teror ini masih berkaitan dengan kematian Cak Munir. Teror ini memang mengejutkan bagi Mbak Suci. Namun itu justru semakin menguatkan kami,” kata dia.
Sita Planasari dan Daniel Ahmad Fajri turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini