Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah penduduk di Kampung Cikunir, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi dihebohkan dengan penangkapan pelaku teroris pada Ahad pagi, 5 Mei lalu. Sebagian warga bahkan melihat pelaku melarikan diri dengan tergesa-gesa untuk bersembunyi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satunya adalah Martini. Dia tak menyangka orang memakai celana pendek membawa tas ransel merupakan teroris yang membawa bom.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perempuan berusia 40 tahun ini sempat berpapasan dengan pelaku di depan gang masuk ke rumahnya di Jalan H. Idrus 2 RT 01 RW 01 sekitar pukul 08.00. Pelaku itu belakangan diketahui bernama Tarifudin, 34 tahun.
Martini menuturkan pelaku memang terlihat tergesa-gesa. Pelaku sempat menanyakan jalan masuk ke gang yang diujungnya merupakan tempat tinggalnya.
Martini sempat memberi tahu kalau itu merupakan jalan buntu. Kepada Martini, pelaku mengaku tengah mengejar maling. "Kemudian datang polisi pada lari-larian, saya disuruh masuk, katanya bahaya," kata dia.
Martini pun segera masuk ke rumah warga. Tak lama kemudian, ia mendengar suara letusan senjata api. Terdengar ledakan juga disertai muncul api dan asap.
Lokasi kejadian segera disterilkan dan garis polisi dipasang hingga radius 100 meter. Warga tidak boleh mendekat hingga mengambil gambar. "Saya tidak boleh ngintai-ngintai lagi, suruh masuk ke rumah tetangga," kata Martini.
Martini baru pulang ke rumahnya sekitar pukul 11.00. Dia masih melihat ada bercak darah di teras. Adapun bekas darah di gang sempit samping kanan rumahnya telah ditutup menggunakan pasir.
Bekas asap putih tampak menempel di tembok. Martini lalu membersihkan sisa darah dengan air.
Polisi mengidentifikasi dua orang tertangkap di Jatikramat, Jatiasih. Satu pelaku yang masih hidup adalah Ilham Fikri alias Samuel, 19 tahun. Ia ditangkap sekitar pukul 07.48.
Berselang 15 menit kemudian, tersangka Tarufudin disebut meledakkan diri sebelum ditangkap. "Sebelum ditangkap dia meledakkan diri, sehingga meninggal dunia," kata Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Komisaris Besar Indarto. Polisi menyebut dua orang teroris itu merupakan bagian dari Jaringan Ansarut Daulah atau JAD.