Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Dua Orang Dibakar Hidup-Hidup di Penjaringan, Pelaku dan Korban Sempat Adu Mulut

Mantan suami salah satu korban diduga pelaku pembakaran hidup-hidup di Penjaringan

6 Januari 2023 | 15.52 WIB

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Perbesar
Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pembakaran hidup-hidup dua orang di Penjaringan, Jakarta Utara, diduga karena mantan suami salah satu korban yang cemburu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Terduga pelaku mendatangi korban yang merupakan pria dan wanita saat keduanya sedang berada di kios mie ayam di Jembatan Fajar. Pelaku menyiramkan bensin ke tubuh dua orang itu dan membakarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Laki-laki (pelaku) itu mantan suaminya, mungkin cemburu," kata Ade Darda, pedagang Indomie di Jalan Jelambar Fajar, Pejagalan, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, saat ditemui Tempo, Jumat, 6 Januari 2023.

Menurut Ade, D dan S adalah teman yang pada Rabu malam, 4 Januari 2023 sedang mampir di kios penjual mi ayam. Di situ, kata dia, ada ayah D yang juga pedagang.

Muncul seorang pria dibonceng pria lain dengan sepeda motor. Adu mulut sempat terjadi. "Mereka cekcok dulu," kata Ade Darda. Setelah itu pria tersebut lari ke arah barat, tepat di ujung jembatan, ia mengambil bensin di lapak tambal ban dan kembali untuk menyiram korban.

S dan D dengan tubuh yang terbakar melompat ke sungai. Beberapa saat, S, yang katanya tidak bisa berenang, muncul di bibir talud, sekitar 90 meter dari tempat ia melompat. Setelah diangkut dari sungai, pria itu sudah tak bernyawa. "Menyeramkan," kata seorang pemancing lele di Kali Angke ini.

Beberapa "pejuang lele" ini datang melihat sebuah kaus berwarna kuning. Kedua pria ini mengatakan itu kaus S, korban yang ditemukan tak bernyawa setelah dibakar dan melompat ke sungai.

Tempo melihat baju itu. Baju bermerek "Crocodile" itu tampak hangus di bagian bawah hingga kerah bagian depan. Baju itu berada di bibir talud, di bawah lindung pohon mahoni.

Beberapa pria datang dan berujar, "Bukan kayaknya lagi, itu memang baju dia," kata seorang pria berkacamata. Kini tempat itu dipalang garis polisi. Pita kuning tanda larangan itu juga dipasang di tiga buah tenda, tempat terduga pelaku mengeksekusi D dan S.

D kini dirawat di rumah sakit, sementara S tewas, beberapa saat setelah dibakar dan menceburkan diri ke sungai."Ya dia diangkat di situ. Habis magrib, setengah 7," tutur Ade sambil menunjuk ke arah pohon mahoni.

Menurut pria yang berdagang sejak 2010 ini, saat kejadian air mengalir deras. Menurut dia gerak air hari ini terbilang pelan ketimbang malam di mana jasad S diangkut dari Kali Angke  usai dibakar hidup-hidup.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus