Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desakan aparat hukum memeriksa Staf Ahli Jaksa Agung, Asri Agung Putra, soal dugaan menerima gratifikasi menguat. Isu ini muncul pertama kali dari tangkapan layar pesan pribadi akun Instagram yang diduga milik menantunya, Jelita Jeje, yang bercerita jika keluarganya kerap dapat fasilitas dari pengusaha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), Julius Ibrani, mengatakan penting bagi Kejaksaan Agung memeriksa pejabat eselon I-nya itu sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan. “Pak Jaksa Agung sebaiknya mengambil langkah konkret untuk memperbaiki integritas dirinya dan instutsinya," ujar Julius kepada Tempo, Senin, 22 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Julius menuturkan ada sejumlah faktor mengapa kejaksaan perlu memeriksa jaksa Asri Agung Putra. Pertama, adanya pernyataan dari menantu jika pemberian fasilitas mewah oleh pengusaha adalah hal biasa. Artinya, patut diduga frekuensinya cukup tinggi.
Kedua, dasar pernyataan Jelita Jeje jika pejabat negara lumrah mendapat fasilitas dari pengusaha diperoleh langsung dari mertuanya. Jika dugaan tersebut benar, maka Asri melanggar Pasal 7 ayat (1a) Kode Etik Profesi Jaksa. "Pendapat saya itu bukan hanya pada level pelanggaran etika dan perilaku. Tapi pada dugaan tindak pidana korupsi yang berupa gratifikasi atau suap," ujar Julis.
Dugaan tersebut patut ditelusuri mengingat posisi Asri sebagai penegak hukum. "Dengan segala pertimbangan nama baik institusional, sebaiknya pak Jaksa Agung mengambil tindakan tegas," ujar Julius.
Desakan agar Asri Agung Putra diperiksa juga datang dari Indonesia Corruption Watch atau ICW. Mereka mendesak KPK menyelidiki dugaan penerimaan gratifikasi ini. Peneliti ICW Kurnia Ramdhana mengatakan, KPK sebagai aparat penegak hukum yang berwenang menyelidiki adanya dugaaan gratifikasi harus begerak.
Sebab, sudah ada petunjuk yang mengarah adanya dugaan penyelenggara negara menerima hadiah tersebut. “Itu petunjuk untuk mendalami apakah benar informasi itu,” kata Kurnia dikonfirmasi Tempo, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Menurut Kurnia, pernyataan itu merupakan petunjuk dan dengan mudah didalami oleh aparat penegak hukum dalam hal ini KPK. “Tidak sulit penegak hukum memverifikasi tinggal cek saja tanggal berapa dia berangkat, setelah itu cek siapa pemberinya,” kata Kurnia.
Selain itu, Eks Penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, juga menuntut KPK proaktif melakukan investigasi dugaan Asri Agung Putra menerima gratifikasi. “Hal ini juga bisa dipandang sebagai bagian dari pencegahan korupsi. Apalagi ini sudah menjadi perhatian publik dan netizen sudah membongkar identitas yang bersangkutan,” kata Yudi dalam keterangan tertulis, Ahad, 25 Agustus 2024.
Meski begitu, Yudi meminta KPK untuk tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah. “Namun, KPK tidak boleh membiarkan hal ini berlalu begitu saja tanpa penanganan,” tuturnya.
Menurut mantan ketua wadah pegawai KPK ini, kecepatan reaksi KPK menanggapi hal ini akan membuat kepercayaan publik semakin meningkat kepada lembaga antirasuah itu.
Jelita Jeje viral usai tersebar tangkapan layar pesan pribadi akun Instagram @jelitajee—yang diduga miliknya—kepada seseorang dan menyebut kalau dirinya bersama keluarga bisa ke luar negeri dengan dibiayai pengusaha. Mulai dari jet pribadi hingga fasilitas mewah kerap ditawarkan pengusaha secara cuma-cuma hanya karena mertuanya merupakan pejabat negara.
Pernyataan itu bermula ketika akun @jelitajee menanggapi ramainya hujatan yang ditujukkan kepada menantu Presiden Jokowi, Erina Gudono yang pamer menaiki pesawat jet pribadi ke Amerika Serikat. Hujatan itu mengarah pada berasal darimanakah anggaran itu.
Akun itu pun lantas menceritakan pengalaman keluarganya yang kerap difasilitasi oleh para pengusaha ketika bepergian ke luar negeri.
"Gue jg jd bnyk tau dari mertua gue, kita kl kluar negeri itu d cover sm pengusaha2 yg emang ngasih fasilitas tanpa diminta, disuruh milih mau nginep di mana, naik pesawat apa, gak pernah pusing, apalagi sekelas presiden” ujarnya saat mengirimkan pesan melalui DM dari akun Instagram @jelitajee yang diviralkan oleh akun X, @anibutnotaniani.
Lebih lanjut, Jelita pun meyakini bahwa sekelas keluarga presiden tentunya mendapatkan banyak tawaran fasilitas dari pengusaha-pengusaha. “Pada rebutan tu orang-orang mau fasilitasi jadi itu bukan pakai duit negara apalagi dibilang bukan urusan kepresidenan,"
"Emang yang bisa naik jet pribadi presiden pas tugas doang? Nggak loh.. Banyak banget pengusaha-pengusaha yang sudah punya jet pribadi, disewain juga banyak. Apalagi buat anak mantu presiden banyak yang nyodorin pasti (ini pengalaman pribadi) bukan katanya tapi memang faktanya begitu kalau udah di lingkup pejabat tinggi," tuturnya.
Jelita merupakan menantu Asri Agung Putra. Saat ini Asri menjabat sebagai Staf Ahli Jaksa Agung, sebelumnya ia pernah menjadi Sekretaris Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan, selain itu ia juga pernah menjadi Plh Jaksa Agung Muda bidang Tindak Pidana Umum.
Ade Ridwan Yandwiputra, Defara Dhanya Paramitha berkontribusi dalam penulisan artikel ini