Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ayah siswi SMK Bogor korban pembunuhan, Johanes Bosco Wijanarko mengatakan dokumentasi tentang anaknya hilang secara misterius di smartphone milik keluarga.
Ahli Sistem Kendali dan Komputer di Institut Teknologi Bandung Agung Harsoyo menduga malware sebagai penyebabnya.
“Kalau secara teknis kemungkinannya (malware) itu atau hilang terpencet,” kata Agung Harsoyo, Sabtu 10 Agustus 2019 soal raibnya dokumentasi mendiang siswi SMK Bogor yang bernama lengkap Andriana Yubelia Noven.
Dokumentasi yang disimpan Bosco di galeri smartphone itu hilang bertahap selama dua kali. Dia mengaku tidak mengganti smartphone miliknya atau menghapus data foto dan video anaknya. Ia pun tidak menyimpannya ke perangkat lain seperti komputer pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agung mengaku belum banyak mendalami kasus seperti itu. Koleganya yang juga ahli komputer dan keamanan informasi, Budi Rahardjo juga belum pernah menemui masalah tersebut.
Dokumentasi foto dan video tentang Noven hilang misterius di smartphone keluarganya dan menjadi ikon atau simbol. TEMPO/Anwar Siswadi
“Kalau kena virus, hasilnya bukan gambar lagi tapi file yang nggak jelas,” ujarnya. Tampilan foto dan video yang raib itu di smartphone ayah korban berupa ikon atau simbol-simbol berwarna dan monokrom.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malware atau Malicious Software merupakan program rancangan untuk merusak lewat penyusupan ke sistem komputer. Pemasangan atau unduhan sesuatu berisiko ditumpangi malware. Menurut Agung setiap malware pasti punya algoritma tertentu untuk merusak. “Bisa terkait dengan jenis file dan periode tanggal tertentu,” katanya. Kemungkinan lain malware itu sudah ada di handphone.
Soal faktor lain yaitu akibat diretas seseorang dari jarak jauh, Agung mengatakan kemungkinannya kecil. Sebab peretasan membutuhkan koneksi menerus dan orang jarang melakukan seperti itu.
”Ketika berhubungan dengan orang lain dan men-download sesuatu itu ada potensi malware,” tutur Agung terkait kasus pembunuhan siswi SMK Bogor tersebut.