IBRAHIM, dukun dari Ende, Flores. Perawakannya tinggi besar, kulitnya hitam legam -- kontras dengan istrinya yang pendek dan muda. Ia berangkat pagi dan kembali pukul 15.00 ke kontrakannya di belakang rumah Salim di Jatiwaringin, Bekasi. Agaknya, ia sukses menggoda Salim. Kata sang dukun pada Salim, Salim dapat mematikan Solihin, si musuh, dengan cara halus melalui medium berupa manusia. Walau dihajar habis-habisan, si medium dipastikannya tidak mati. Tiap pukulan kepada medium itu, yang merasakan sakit adalah musuh yang dituju. Salim menuntut ilmu pengobatan pada Ibrahim setelah adiknya, Muniroh, sakit. Menurut desas-desus sejak Januari lalu, adiknya itu "dikerjai" Solihin. Rupanya, ayah, dua abang, dan adik iparnya, ikut berguru kepada Ibrahim, yang tidak pernah menjelaskan nama ilmu yang diajarkan itu. Mereka harus melewati masa percobaan selama tiga bulan. Amalan yang diperintahkan Ibrahim: baca Al-Fatihah dan Suratul-Ikhlas (Qulhuallah) tujuh kali, takbir tiga kali, dan sekali menyebut nama Allah. Lalu, ditutup dengan membaca Syahadat. Keluarga Salim mengenal Ibrahim sudah tujuh bulan, tapi mereka baru berguru sejak tiga bulan lalu. Tiap malam Jumat, seusai salat Isa, keluarga Salim wirid di suatu tempat dan kembali sekitar pukul 4 pagi. "Pak Ibrahim berpesan agar kami membaca syahadat sekuat-kuatnya, tak boleh meninggalkan salat dan puasa," kata adik ipar Salim. Sebagian penduduk di desa itu selintas mengenal Ibrahim karena ia sering mengobati orang. Tiap sore ada saja pasiennya. Ada juga yang meminta jampi padanya. Biasanya, mereka dibekali dan minum air putih untuk kesembuhan. Ibrahim yang rajin beribadat ini raib bersama nyonya setelah Ani Rohani, yang dijadikan medium untuk membunuh Solihin, tewas mengenaskan Minggu malam pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini