Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Berita Tempo Plus

Berita Keras Berujung Dor

Seorang wartawan di Pematangsiantar, Sumatera Utara, tewas setelah ditembak seorang pesuruh pemilik kafe. Ada isu pemerasan memakai berita.

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak (kiri) dan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Hasanuddin saat memaparkan pengungkapan kematian jurnalis Mara Salem Harahap, di Siantar, 14 Juni 2021./Dok. Polda Sumut
Perbesar
Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak (kiri) dan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Hasanuddin saat memaparkan pengungkapan kematian jurnalis Mara Salem Harahap, di Siantar, 14 Juni 2021./Dok. Polda Sumut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pemimpin redaksi Lassernewstoday.com Mara Salem Harahap diduga dibunuh karena memeras pemilik tempat hiburan malam.

  • Pemberitaan tentang peredaran narkotika di Ferrari Resto & Bar diduga dibarter dengan jatah dua butir ekstasis etiap hari.

  • Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ikut melindungi saksi kunci karena ada potensi ancaman.

MASIH memakai baju tidur, Bonia bergegas memacu sepeda motor menembus gelap jalan pada Jumat dinihari, 18 Juni lalu. Perempuan 38 tahun itu menerima kabar dari tetangga bahwa mobil Datsun GO berkelir putih milik suaminya, Mara Salem Harahap, terparkir di pinggir jalan. Lokasinya berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya di Jalan Umum Huta VII Nagori Karang Anyar, Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, sekitar setengah jam berkendara dari Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Bonia melihat penduduk mengerubungi mobil itu. Ia panik. Celana Marsal—panggilan Mara Salem—terlihat berlubang di bagian paha kiri atas. Baju bagian depan pria 43 tahun itu juga bersimbah darah. “Ketika lihat celananya berlubang, saya langsung menduga pasti ada yang tidak beres,” tutur Bonia saat dijumpai di rumahnya, Kamis, 1 Juli lalu.

Marsal terlihat menitikkan air mata sembari merintih kesakitan. Ia terlihat sesekali muntah darah. Setelah sekitar 15 menit bengong melihat suaminya, Bonia meminta bantuan warga yang mengerubunginya agar membawa suaminya ke rumah sakit. “Saat itu dia masih hidup,” kata Bonia.

Sementara itu, Bonia berbalik menuju rumah untuk bersalin baju. Tapi ia batal menyusul sang suaminya ke rumah sakit. Pemimpin Redaksi Lassernewstoday.com itu meninggal di sana. Ia diduga kehabisan darah.

Empat hari setelah kematian Marsal, polisi menangkap Sujito, Yudi F., dan Prajurit Kepala Awaludin Siagian di Pematangsiantar dan Kabupaten Batubara. Mereka menjadi tersangka pembunuh Marsal.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mustafa Silalahi

Mustafa Silalahi

Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bergabung dengan Tempo sejak akhir 2005. Banyak menulis isu kriminal dan hukum, serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Meraih penghargaan Liputan Investigasi Adiwarta 2012, Adinegoro 2013, serta Liputan Investigasi Anti-Korupsi Jurnalistik Award 2016 dan 2017.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus