Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Karena adegan ranjang

Pn tanjung balai di labuhan ruku (kab. asahan) mengadili perkara perkosaan anak. pelakunya masih 12 tahun, memperkosa gadis kecil, 6, gara-gara habis menonton film panas di bioskop keliling.

31 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALI ini sebuah berita yang menyedihkan: seorang anak laki-laki bernama P (12 tahun) terpaksa harus tinggal di Lembaga Pemasyarakatan bagi orang dewasa di Labuhan Ruku Sumatera Utara. Ia telah dijatuhi hukuman 9 bulan penjara oleh hakim setempat pada 6 Januari kemarin. Bocah cilik ini dinyatakan: telah terbukti bersalah, karena memaksa puteri kecil bernama SA (6 tahun) untuk mengadakan hubungan kelamin pada bulan Oktober tahun lalu. Sidang Pengadilan Negeri Tanjung Balai di Labuhan Ruku (Kabupaten Asahan), yang dimulai sejak awal Desember, memang banyak menarik minat masyarakat. Ulah bocah P ini memang mengejutkan, namun juga patut disesali dan sekalian dikasihani. Agaknya perlu penampungan khusus baginya, agar masa hukumannya dilewatkan tanpa merusak dirinya lebih lanjut. Bioskop keliling di Desa Patatel malam itu mempertunjukkan film Mandari yang 'panas', judulnya The Young Passion. Film ini tentu untuk 17 tahun ke atas, seperti yang telah ditentukan oleh Badan Sensor, karena di situ ada adegan ranjang yang seru dari bintang sexy Yenny Hu. Dengan seratus rupiah, P yang di bawah umur ini dapat ikut menonton adegan Yenny Hu. Selesai nonton, timbul hasrat P untuk meniru apa-apa yang dilihatnya di layar. "Saya ingin mencoba", begitu diakuinya di muka sidang yang dipimpin oleh Hakim Sianipar SH. Sampai keesokan harinya apa yang ditontonnya semalam sangat mengganggu fikirannya. Kebetulan ia punya teman main bernama SA, anak keluarga Wagiman. Ketika rumah keluarga tetangganya ini sepi, dibujuknya SA agar berlakon seperti Yenny di kamar mandi. Mula-mula SA membantah ketika P mulai memaksanya. Namun dengan janji sebungkus kacang goreng, sepasang anak yang belum tahu apa yang sedang dilakukannya itu? telah berbuat seperti yang dirumuskan oleh undang-undang: sebuah perkosaan. P mengakui SA memang akan berteriak, namun ia sempat menutup mulut kawannya itu dengan baju yang sudah sejak lama dilucutinya. Malam itu juga keluarga Wagiman terkejut, karena sudah tahu apa yang terjadi pada anaknya. Jalannya 'ngegang', ketika kencing puterinya menangis kesakitan dan pada celana dalamnya ada noda darah. Keesokan harinya, sambil membuat laporan kepada polisi, Wagiman membawa SA ke rumah sakit. Dari sini lebih jelas lagi: gadis cilik ini memang telah dipaksa berhubungan kelamin, yang mengakibatkan pendarahan dan terusak alat kelaminnya. SA harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Kepala Kejaksaan Negeri Labuhan Ruku, Agus Salim Nasution, tampak lebih menyesali keadaan luar yang menyebabkan peristiwa P & SA ini terjadi. Bioskop keliling, menurut jaksa ini, berpengaruh buruk bagi anak-anak. Seperti pada bocah P yang duduk di kelas tiga SD itu. Pengusaha yang getol cari uang itu, ternyata tidak menghiraukan siapapun penontonnya asal mereka mampu membeli karcis. Batasan umur penonton sama sekali bukan alasan untuk menolak anak-anak di bawah umur untuk ikut nonton film sex & kekerasan. Konyolnya bioskop keliling ini punya kebiasaan buruk: memutar filmnya sepanjang malam hingga pagi. Bupati Asahan kabarnya juga telah membuat larangan pemutaran bioskop keliling itu dengan alasan telah melanggar banyak peraturan. Namun pengusaha yang mengeruk uang dengan dalih usaha macam-macam yayasan itu, masih saja beroperasi terus hingga sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus