Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk kesekian kalinya terjadi lagi insiden penyerangan terhadap masyarakat sipil yang dilakukan oleh anggota TNI. Berdasarkan catatan Imparsial, terdapat 25 peristiwa sepanjang 2024 antara Januari hingga November. Teranyar adalah di Desa Selamat, Sibiru-biru, Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat malam, 8 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelakunya puluhan anggota TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Komando Utama atau Kodam I/Bukti Barisan (BB). Insiden ini menyebabkan seorang pria lansia umur 61 tahun, Raden Barus, tewas dengan luka-luka. Belasan warga juga mengalami luka berat, satu di antaranya tangan hampir putus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Catatan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) sepanjang 2024 yang dilaporkan awal Oktober lalu, menunjukkan peristiwa kekerasan yang melibatkan prajurit TNI terhadap masyarakat sipil bahkan lebih banyak, yakni 64 kejadian.
“Peristiwa-peristiwa ini mencakup berbagai bentuk kekerasan, yang menimbulkan banyak korban luka hingga korban tewas,” kata Koordinator Badan Pekerja KontraS, Dimas Bagus Arya, dalam konferensi pers, Ahad, 6 Oktober 2024.
Dari 64 kasus tersebut, 37 merupakan kasus penganiayaan, 11 penyiksaan, 9 intimidasi, 5 tindakan tak manusiawi, 3 perusakan, 1 penculikan, dan 1 kejahatan seksual. Dari kasus-kasus tersebut, sebanyak 75 orang terluka dan 18 orang meninggal dunia.
Tempo telah merangkum sederet peristiwa kekerasan anggota TNI terhadap masyarakat sipil yang berujung kematian yang terjadi sepanjang 2024, berikut ulasannya:
1. Mikael Histon Sitanggang, Remaja SMP di Deli Serdang dihajar anggota TNI hingga tewas
Mikael Histon Sitanggang, bocah 13 tahun itu tewas setelah dipukuli anggota TNI pada Mei 2024. Kejadian ini bermula dari tawuran remaja di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Remaja itu kocar-kacir ketika anggota TNI berseragam datang membubarkan tawuran.
Histon yang kebetulan tinggal di dekat lokasi tawuran, ikut lari karena ketakutan. Namun, justru dia yang kemudian tertangkap. Sejumlah saksi mata mengatakan, anggota TNI lakukan penganiayaan, memukuli Histon berkali-kali hingga remaja itu pingsan. Kawan-kawan Histon baru berani mendekat setelah tentara meninggalkan lokasi. Mereka mengantar Histon pulang lalu orang tuanya membawa dia ke rumah sakit.
“Kondisinya kritis, banyak luka di badannya,” kata Direktur LBH Medan Irvan Saputra. “Bagian kepala koyak, lebam di dada dan tangan.”
Kepala Penerangan Kodam 1 BB Kolonel Rico Julyanto Siagian membantah tudingan personelnya terlibat penganiayaan terhadap Histon. Menurut dia, ketika terjadi tawuran, aparat yang membubarkan massa berasal dari Babinkamtibmas, Babinsa, dan Satpol PP. Rico meyakini, luka yang diderita Histon akibat jatuh dari rel. “Anak itu jatuh dari rel,” kata Rico
2. Delfianus Kogoya, warga Papua Tengah tewas usai disiksa anggota TNI
Seorang warga Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah bernama Delfianus Kogoya tewas pada Februari 2024 dengan luka-luka. Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramanday menyebut, dari laporan yang diterima, korban tewas setelah dianiaya prajurit Yonif 300/Bjw TNI.
“Korban yang disiksa bernama Delfianus Kogoya meninggal setelah dibawa ke puskesmas Ilaga,” kata Frits Ramanday, Selasa, 26 Maret 2024, dilansir Antara.
Frits mengaku, aksi kekerasan yang dilakukan anggota Yonif 300/Bjw diperkirakan terjadi pada Februari di Ilaga. Korban setelah disiksa kemudian diserahkan ke Polres Puncak di Ilaga namun karena tubuhnya di penuhi luka kemudian dibawa ke rumah sakit yang kemudian dinyatakan meninggal.
“Namun untuk memastikan kita tunggu hasil pemeriksaan yang saat ini dilakukan Pomdam III/Siliwangi,” kata Frits seraya berharap Komnas HAM diberi kesempatan untuk meminta keterangan terhadap prajurit terduga pelaku kekerasan.
3. Sulaimansyah, warga Aceh Timur tewas dihajar anggota TNI, mayatnya dibuang
Awalnya, Sulaimansyah tewas diduga karena kecelakaan di di Jembatan Lengkok Desa Rampah, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Aceh Timur pada 18 Mei 2024. Namun, ayah korban, Salat Ibrahim, meragukan penyebab kematian itu lantaran tubuh anaknya dipenuhi luka karena benturan benda tumpul.
Belakangan terungkap, pria 36 tahun jtu diduga dianiaya sejumlah oknum TNI yang berdinas di Yonif 111/KB hingga tewas. Berdasarkan informasi dari rekan korban, Sulaimansyah dicegat di jalan oleh anggota TNI dan dianiaya. Sebelum korban meninggal, kata teman korban, terdengar suara tembakan dan ditemukan selongsong peluru di lokasi kejadian.
“Ada pembohongan dari oknum TNI yang menyebut korban meninggal karena jatuh kecelakaan, sebenarnya korban dicegat dan dianiaya,” kata Ibrahim, Sabtu, 15 Juni 2024.
4. Maksen Loinati, Warga NTT tewas dikeroyok anggota TNI
Seorang warga Nusa Tenggara Timur atau NTT, Maksen Loinati, 33 tahun, tewas dianiaya sekelompok orang di Kupang. Tiga oknum anggota TNI Angkatan Laut AL diduga terlibat dalam kasus ini. Peristiwa tragis tersebut terjadi di Pos Security Pelabuhan Tenau, Jumat, 23 Agustus 2024.
Korban diketahui adalah warga Kampung Kuaputu, Desa Oemasi, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, NTT. Polisi Milter Angkatan Laut (Pomal) setempat sudah mengamankan di antaranya tiga oknum Anggota TNI AL dari Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VII Kupang itu.
“Kami langsung amankan tiga anggota TNI AL yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut,” ungkap Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal VII, Letkol Laut (PM) Catur Dono Wibowo, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Letkol Wibowo menuturkan, peristiwa ini bermula dari adanya masalah keluarga yang di dalamnya terlibat adik perempuan dari salah seorang anggota TNI AL yang ditangkap. Menerima informasi dari saudarinya, oknum anggotanya lantas meminta bantuan rekan-rekan yang bertugas di Pelabuhan Tenau untuk mengamankan korban.
“Mereka kemudian bergerak dan bertemu dengan korban yang saat itu berada di pelabuhan, lalu membawanya ke Pos Security Pelabuhan Tenau, di mana terjadilah penganiayaan tersebut,” bebernya.
5. Rahmat Ali Algaus, kader NasDem Bolaang Mongondow tewas ditikam anggota TNI
Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Partai Nasdem Kabupaten Bolaang Mongondow, Rahmat Ali Algaus tewas ditikam oknum anggota TNI pada Sabtu, 2 November 2024 lalu. Pelaku adalah anggota Kodim 1303 Bolmong dan telah diamankan di markas Polisi Militer.
Kapolres Bolmong, AKBP Muhammad Chaidir, mengatakan motif pembunuhan yakni pelaku marah saat menagih utang pada korban. Korban disebut memiliki utang ratusan juta kepada pelaku, namun malah menantang berkelahi saat ditagih. Pelaku yang tersulut emosi lantas menikam korban hingga terkapar.
Rahmat sempat dibawa ke rumah sakit namun kemudian nyawanya tak dapat diselamatkan. Mengetahui korban tewas, pelaku kemudian menyerahkan diri ke markas TNI di Sub Denpom Bolmong di Kotamobagu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | MEI LEANDHA