Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum korban robot trading Fahrenheit, Oktavianus Setiawan, mengatakan bahwa kilennya menduga ada publik figur yang terlibat dalam kasus invetasi bodong itu. Hal itu dia sampaikan usai mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk melengkapi berkas laporannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi ada publik figur yang dengan kehadirannya otomatis meyakinkan korban untuk turut hadir dalam sebuan acara gala diner," ujar dia di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 14 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Publik figur tersebut, kata dia, adalah penyanyi Sammy Simorangkir dan Yuni Shara, DJ Dianadee, DJ Nasita, serta ada nama Roni Waluya dan Melizamri. Mereka hadir sebagai pengisi acara gala diner pada 21-23 Januari 2022, yang diadakan di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.
Menurut Oktavianus, para pasohor itu memang tidak aktif mengajak para korban untuk ikut menggunakan robot trading tersebut, namun para korban menilai kehadiran mereka cukup membuat para korban untuk berpikir bahwa perusahaan tersebut cukup bonafit.
"(Mereka) Hanya bernyanyi dan menyapa semua tamu dan membuat tamu-tamu (para korban) berfikir ‘oh ini berarti bukan tipu-tipu’ karena mengundang artis seperti ini, ini menjadi daya tarik," katanya sambil menunjukkan bukti video dan berkas sebagai alat bukti yang dia serahkan.
Oktavianus berujar, pihaknya meminta kepada penyidik untuk mendalami dan meminta konfirmasi terhadap para pasohor itu. Karena, katanya, ketika diminta secara profesional mereka dihubungi oleh salah satu petinggi di Fahrenheit, misalnya top leader-nya.
"Dengan para artis ini diperiksa, kita berharap ini semua prosesnya bisa ditelusuri secara penuh dan mendalam," tutur Oktavianus.
Sebelumnya, Oktavianus mengatakan bahwa saat ini korban investasi bodong itu sudah mencapai 700-800 orang. Dia menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan para korban kerugian yang diterima nilainya mulai dari 500 dolar Amerika hingga yang paling tinggi mencapai 1,3 juta dolar Amerika.
“Kami menyerahkan bukti-bukti dari para korban yang kita bawa hari ini berjumlah sekitar 700-800 korban dengan kerugian mencapai Rp 750 miliar. Mereka tersebar dari seluruh Indonesia,” ujarnya saat melaporkan kasus pada, Rabu, 30 Maret 2022.
“Itu yang saat ini kita handle dan kemungkinan akan terus bertambah angka kerugian ini,” katanya.
Direktorat Tindak Pidana Khusus Ekonomi Khusus Bareskrim Polri sudah menahan bos robot trading Fahrenheit Hendry Susanto. Dia resmi ditahan usai diperiksa pada Senin, 21 Maret 2022 di Rumah Tahanan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.