Mungkin tak pernah terbayangkan oleh orang tua Dylan Klebold dan Eric Harris bahwa putra mereka akan menjadi pembunuh yang begitu sadistis. Bayangkan, kedua remaja itu bisa membantai teman-teman sendiri dengan penuh kenikmatan, tertawa terbahak-bahak. Anak-anak yang sebenarnya cerdas itu bahkan berencana meluluh-lantakkan bangunan sekolah dengan bom yang mereka tanam di berbagai tempat. Tidakkah sang orang tua sebelumnya telah curiga adanya perilaku menyimpang anak-anaknya?
Sejak kekerasan dengan senjata di sekolah makin sering terjadi di Amerika Serikat, sebenarnya para ahli jiwa, penasihat, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang menangani masalah kekerasan anak-anak sudah membuat sejumlah peringatan. Mereka membuat semacam panduan bagi para orang tua untuk mengenali sejak dini tanda-tanda anak yang cenderung menyukai kekerasan.
Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, kecenderungan seseorang menjadi anak bermasalah bisa dilihat dari intensitas kemarahan dan frekuensi kehilangan kemampuan mengendalikan kemarahan. Makin tinggi intensitas kemarahan dan makin sering kehilangan kontrol, orang tua sebaiknya tidak tinggal diam. Anak-anak yang kelewat menuruti kata hati dan mudah frustrasi juga harus diwaspadai sebagai sinyal anak-anak yang gemar kekerasan.
Sebuah lembaga lain, National School Safety and Security Services, juga membuat beberapa panduan semacam itu. Menurut institusi itu, anak-anak yang kurang punya rasa keterikatan dan hubungan dengan orang lain juga mungkin akan menjadi anak bermasalah. Begitu pula anak-anak yang tidak punya harapan atau putus asa. Perubahan perilaku dan penampilan sebaiknya juga perlu dipantau baik-baik. Memang, perilaku dan penampilan anak yang menginjak remaja umumnya akan berubah?mungkin mengikuti sang idola?tapi bila perubahan itu terlalu mencolok, tak ada salahnya orang tua memantau baik-baik perkembangan putra-putrinya dan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Apalagi bila anak berminat pada hal-hal tak umum seperti bom, berbagai bentuk hiburan kekerasan seperti terdapat pada film atau musik. Anak-anak yang gemar menyiksa binatang juga mesti diwaspadai.
Tapi kenapa anak-anak bisa menyukai kekerasan? Para ahli percaya, ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu utama seseorang menjadi berperilaku "ganas": alkohol dan obat-obatan, tekanan akademis dan sosial, serta kekerasan domestik?termasuk juga kekerasan yang setiap hari dipertontonkan televisi dan berbagai media lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini