MULA-MULA adalah tubuh yang ditemukan di dekat pembuangan
sampah di dekat Paris. Hari itu bulan Oktober yang dingin, 1968.
Mayat itu tak lain mayat Stevan Markovic, seorang Yugoslavia
yang lama tinggal di Perancis. Tubuhnya terbungkus plastik,
kepalanya rusak oleh pukulan martil. Ia bekas pengawal pribadi
bintang film Perancis terkenal, Alain Delon. Dan sejak itu,
Delon -- yang jadi kaya oleh film-film gangster yang
dibintanginya, antara lain Borsalino -- makin banyak
digunjingkan hubungannya dengan dunia gelap Perancis. Tampan,
mempesona banyak cewek, penggemar olahraga tinju, Delon
mempertontonkan banyak adegan kekerasan. Ia sendiri secara
publik mengemukakan persetujuannya dengan hukuman mati -- untuk
memberantas kekerasan. Diakah yang telah memerintahkan atau
membayar orang untuk membunuh Markovic?
Bagi sementara orang di Perancis, nampaknya ada sesuatu yang
lebih berkuasa ketimbang seorang bintang film dalam melenyapkan
hidup si bekas tukang pukul. Markovic dikenal juga sebagai
seorang jurufoto kecil-kecilan dan tukang peras. Ia mengumpulkan
foto-foto cabul -- palsu ataupun tulen yang agaknya ingin ia
pergunakan buat memeras orang-orang terkemuka, termasuk Delon,
meskipun bintang film ini pernah memberinya sebuah flat dan
mempercayakan kepadanya urusan-urusan intim dalam kehidupannya.
Yang mungkin menyebabkan Markovic sial adalah karena ia juga
diduga ingin memeras Georges Pompidou, orang yang kemudian
menggantikan De Gaulle sebagai Presiden Perancis.
Kerusuhan Mahasiswa
Waktu Pompidou masih menjadi perdana menteri, ia berteman baik
dengan Delon. Ia sering mengunjungi rumah sang bintang film di
Saint Tropez. Tapi di hari-hari Markovic dibunuh, ia sudah
digeser De Gaulle menjelang timbulnya kerusuhan mahasiswa dan
buruh bulan Mei 1968. Pompidou tidak mengalah begitu saja kepada
tekanan atasannya itu. Ia malah menyatakan bahwa ia akan
mencalonkan diri sebagai Presiden. Menurut laporan David Robie
yang disiarkan pers minggu lalu, tantangan Pompidou ini membikin
marah De Gaulle.
Sementara penyelidikan atas kematian Markovic berlangsung,
gambar-gambar porno yang dipunyai Markovic menjadi milik negara
-- dan tersiar sedikit di sana-sini. Namun tak seorang pun
percaya, termasuk lawan-lawan Pompidou yang paling keras, bahwa
foto-foto yang melibatkan dirinya adalah tulen. Hanya ada yang
menyangka, bahwa orang-orang di sekitar De Gaulle dan Perdana
Menteri waktu itu, Couve de Murville, dengan sengaja membiarkan
gambar-gambar tak senonoh itu beredar. Tujuannya buat
mencelakakan karir politik Pompidou.
Tapi kemudian Pompidou terpilih jadi Presiden bulan Juli 1969
Waktu itu desas-desus tentang koleksi Markovic sangat deras.
Tapi segera penyelidikan dihentikan. Sementara itu seorang
bajingan kecil, orang Korsika bernama Francois Marcantoni, yang
dituduh membunuh Markovic, dilepaskan dari tahanan atas
tanggungan uang. Para pejabat yang bertugas memeriksanya
kemudian setuju untuk menyisihkan perkara itu. Mereka, termasuk
sang jaksa, segera naik pangkat. Beberapa minggu yang lalu,
datang perintah dari atas untuk menyelesaikan perkara ini dan
menutupnya buat seterusnya. Tapi hakim setempat, Jean Ferre,
menolak. Ia bertekad terus dengan menyatakan bahwa perkara
pembunuhan itu harus diselidiki sampai terjawab teka-tekinya.
Ferre menuntut agar Marcantonni diadili. Ia mempunyai lebih
dari 60.000 bahan bukti dan kesaksian. Lalu seorang bernama Uros
Milicevic, seorang kawan almarhum Markovic, pun ditahan dengan
tuduhan ikut terlibat dalam perkara pembunuhan itu. Ada
beberapa hal yang saling bertentangan dalam keterangannya
terdahulu.
Tiba-tiba Milicevic oleh Ferre dianggap tidak bisa diandalkan
sebagai tersangka. Ia, menurut hakim itu, harus dirawat
seorang ahli jiwa. Maka orang-orang Perancis yang gemar gossip
pun menduga bahwa kali ini hakim Ferre telah berhasil dibujuk
"orang atas" untuk menutup kasus itu. Yang lebih tidak percaya
pada desas-desus skandal sebaliknya menguap: Pompidou dan Delon
memang tak salah apa-apa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini