Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kronologi Penyerangan Polsek Kayangan NTB, Kapolres Lombok Utara Bantah Ada Permintaan Uang

Seorang warga Desa Sesait mengakhiri hidupnya karena depresi setelah diperiksa oleh Polsek Kayangan.

19 Maret 2025 | 17.41 WIB

Kantor Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, digeruduk massa pada Senin malam, 17 Maret 2025. Dokumentasi Warga
Perbesar
Kantor Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, digeruduk massa pada Senin malam, 17 Maret 2025. Dokumentasi Warga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah massa dari Desa Sesait, Kecamatan Kayangan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menggeruduk Markas Polsek Kayangan pada Senin Malam, 17 Maret 2025. Pada aksi tersebut, massa merusak pagar, memecah kaca, membakar sejumlah material termasuk sebuah sepeda motor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Desa Kayangan Susianto membenarkan aksi penyerangan Polsek Kayangan dilakukan oleh warganya. "Benar yang melakukan aksi di Polsek itu warga desa saya," kata Susianto, Kepala Desa Kayangan, saat dihubungi Tempo pada Senin malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berdasarkan info yang diperoleh Tempo, kemarahan warga dipicu oleh peristiwa bunuh diri seorang warga berinisial RW, yang diduga depresi setelah diproses polisi Polsek Kayangan. RW diperiksa terkait dengan dugaan pencurian telepon genggam milik seorang karyawan Alfamart yang videonya beredar di medsos.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta menyatakan kasus perusakan Mapolsek Kayangan dipicu kesalahpahaman warga. Dia pun membantah kabar adanya permintaan sejumlah uang oleh anggota polisi kepada RW. "Tidak ada, itu hanya isu," kata Purwanta ketika dihubungi Tempo, Selasa dini hari, 18 Maret 2025.

Lantas, bagaimana sebenarnya kronologi penyerangan Polsek Kayangan NTB oleh sekelompok massa itu? Simak rangkuman informasinya berikut ini.

Kronologi Penyerangan Polsek Kayangan

Penyerangan terhadap Markas Polsek Kayangan diduga dipicu oleh insiden bunuh diri seorang warga berinisial RW, yang mengalami depresi setelah menjalani pemeriksaan di Polsek Kayangan terkait dugaan pencurian telepon genggam milik seorang karyawan Alfamart. Korban diduga dimintai uang oleh anggota polisi untuk pengusutan kasus tersebut.

RW dilaporkan mengakhiri hidupnya pada Senin petang, sekitar 20 menit sebelum waktu berbuka puasa. Tak lama setelah kejadian, sekitar pukul 20.00 WITA, sekelompok massa bergerak dan merusak Mapolsek Kayangan.

Kepala Desa Sesait, Susianto, mengaku tidak mengetahui secara pasti hubungan antara kematian RW dan aksi perusakan tersebut. Ia hanya menerima laporan dari salah satu kepala dusun mengenai peristiwa bunuh diri warganya. "Kejadiannya sekitar 20 menit sebelum berbuka," ujar Susianto.

Di rumah korban, Susianto menyaksikan orang tua korban yang marah kepada anggota kepolisian yang ada di sana. "Saya mau menengahi, tapi tidak tahu duduk perkaranya," ujarnya. "Saya masih mendalami apa persoalannya."

Sementara itu, SG, seorang warga Sesait yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa kemarahan warga dipicu oleh beredarnya kabar bahwa RW mengakhiri hidupnya karena depresi. "Videonya beredar luas, padahal dia sudah menjelaskan tak sengaja mengambil HP milik karyawan Alfamart," kata SG.

SG juga menjelaskan bahwa permasalahan antara RW dan pemilik HP sebenarnya telah diselesaikan, dan HP tersebut sudah dikembalikan. Namun, rekaman CCTV kejadian di Alfamart masih beredar luas di masyarakat. Belakangan, kasus dugaan pencurian tersebut diproses oleh kepolisian. " Korban sepertinya depresi karena ada oknum yang meminta uang untuk menutupi kasus itu," tutur SG.

Korban RW diketahui merupakan seorang ASN di Pemkab Lombok Utara. Dari penelusuran akun media sosialnya, terdapat unggahan pada 8 Maret 2025 yang berisi klarifikasi terkait video dugaan pencurian HP di Alfamart. Dalam unggahan berbahasa daerah tersebut, RW menjelaskan bahwa ia keliru dan mengira HP yang diambilnya adalah miliknya.

Meski HP milik karyawan Alfamart telah dikembalikan beberapa jam setelah kejadian, rekaman CCTV insiden itu sudah terlanjur tersebar luas. Beredarnya video tersebut diduga membuat RW semakin tertekan, ditambah dengan pemanggilan oleh aparat Polsek Kayangan.

RW kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini membuat warga Desa Sesait marah karena menduga bahwa kematian RW berhubungan dengan anggota Polsek Kayangan yang sebelumnya memanggil RW. Warga lalu menyerang kantor polisi tersebut dan merusak pagar, memecah kaca, serta membakar sejumlah material termasuk sebuah sepeda motor.

Abdul Latief Apriaman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus