Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Buntut Perusakan Polsek Kayangan oleh Masyarakat, Kapolsek Dicopot

Kematian RW yang diduga bunuh diri lantaran dugaan intimidasi dari aparat kepolisian mengundang kedatangan ratusan warga di Polsek Kayangan.

22 Maret 2025 | 11.21 WIB

Kantor Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, digeruduk massa pada Senin malam, 17 Maret 2025. Dokumentasi Warga
Perbesar
Kantor Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, digeruduk massa pada Senin malam, 17 Maret 2025. Dokumentasi Warga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Lombok - Kapolsek Kayangan Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin dicopot dari jabatannya, menyusul insiden penyerangan kantor Polsek Kayangan oleh masyarakat di Lombok Utara, pada Senin lalu. Kepastian pencopotan Dwi Maulana tertuang dalam Surat Telegram Kapolda NTB, Jumat 21 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta menyatakan penonaktifan Kapolsek Kayangan dari jabatannya terkait dengan penanganan kasus dugaan pencurian HP, yang berujung tindakan bunuh diri seorang ASN berinisial RW, yang kemudian berujung amuk massa. "Penonaktifan Kapolsek Kayangan guna mempermudah pemeriksaan dari Divisi Propam Mabes Polri dan Bidang Propam Polda NTB," kata Agus Purwanta, "Kapolsek dan anggota  yang di duga melakukan intimidasi saat ini telah dilakukan pemeriksaan oleh Divisi Propam Mabes Polri dan Bid Propam Polda NTB."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Agus mengatakan, saat ini Polres Lombok Utara juga tetap mendalami segala bentuk pelanggaran yang di lakukan oleh anggotanya berdasarkan segala informasi yang beredar di masyarakat. "Tindakan ini merupakan bentuk komitmen kami selaku Kapolres untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi," katanya.

Agus menambahkan saat ini Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin telah dimutasi. Sebagai penggantinya Polda NTB menunjuk Iptu Zainudin selaku Kapolsek Kayangan yang baru.

Unjuk Rasa Warga

Kematian RW yang diduga bunuh diri lantaran dugaan intimidasi dari aparat kepolisian mengundang kedatangan ratusan warga di Polsek Kayangan, Jumat sore, 21 Maret 2025. Massa mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian RW dalam penanganan kasus yang dialami korban sebelum ia ditemukan tewas.

Massa juga menuntut agar Kapolsek Kayangan dicopot dari jabatannya. "Kami meminta pihak kepolisian untuk bertindak profesional dan transparan dalam menangani kasus ini. Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami mendesak Kapolsek Kayangan untuk mengundurkan diri dari jabatannya," kata Yanto, koordinator demo itu.

Massa juga mendesak aparat kepolisian untuk segera menindak penyebar video yang diduga menjadi pemicu awal permasalahan ini. 

Kegaduhan ini berawal pada Senin malam, 17 Maret lalu, kantor Polsek Kayangan dirusak massa setelah seorang ASN berinisial RW bunuh diri lantaran depresi mendapat intimidasi dari aparat kepolisian. RW sempat terlibat kasus dugaan pencurian HP milik seorang kasir Alfamart yang videonya beredar di medsos. RW belakangan tersadar salah membawa HP karena mirip dengan miliknya. Pada hari yang sama, dia mengembalikan HP tersebut pada pemiliknya. 

Upaya perdamaian antara RW dan pemilik ponsel, disaksikan para pemuka desa juga sudah dilakukan, termasuk pencabutan laporan. Akan tetapi aparat kepolisian masih melanjutkan pengusutan kasus tersebut. RW bercerita kepada sejumlah rekan dan keluarganya, bahwa dia mendapat intimidasi dari aparat kepolisian. 

"Kasus ini sudah masuk kejaksaan Pak. Karena saya diindikasikan melakukan tindak pidana mencuri," tulis RW kepada koleganya melalui saluran percakapan WhatsApp.

Dalam percakapan WA itu sang kolega mempertanyakan siapa yang membuat pernyataan kasus RW bisa sampai kejaksaan. "Reskrimnya. Gak bisa walaupun cabut laporan karena ini bukan delik aduan. Masuknya delik biasa," jawab RW dengan tambahan emoticon menangis dalam chat WA tersebut

Sang kolega menegaskan bahwa kasusnya semestinya sudah selesai. "Kalau pelapor cabut ya selesai sih dia," tulis kolega RW. 

Ketakutan akan kasusnya akan berlanjut membuat RW tertekan. Sebelum bunuh diri, dia bahkan sempat berkonsultasi pada meta, aplikasi berbasis ai yang ada di telepon genggamnya. Menjelang berbuka puasa, Senin 17 Maret lalu, pria itu ditemukan tewas di rumahnya. Kematiannya mengundang kemarahan warga yang langsung melampiaskan dengan menggeruduk Mapolsek Kayangan.

Pilihan Editor: Pemred Tempo: Teror Kepala Babi Ancaman terhadap Jurnalis dan Kebebasan Pers di Indonesia

Catatan redaksi:

Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:

Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.

Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:

Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293.

 

 

 

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus