Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Di banyak masyarakat, anak laki-laki diwajibkan untuk kuat, berani, heteroseksual, dominan, dan seterusnya.
Toxic masculinity diwakili oleh karakter-karakter, seperti kekerasan, dominasi, ketidakmampuan emosional, hak seksual, dan permusuhan terhadap feminitas.
Konsep ini baru mulai dibahas secara akademis pada 2015.
Sulit untuk menghindari istilah toxic masculinity akhir-akhir ini. Istilah ini dikaitkan dengan kejahatan perang tentara Australia di Afganistan; rendahnya kredibilitas pemerintahan mantan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, terhadap perempuan menjelang pemilihan umum tahun ini; dan lebih jauh lagi, kebangkitan mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump; serta kerusuhan di gedung parlemen Amerika.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo