LUKMAN Hartono dan Herlina Salim berduet dalam urusan palsu berlapis-lapis. Setelah menjual saham palsu, mereka berhasil memanen duit asli. Herlina lahir di Palembang sekitar 45 silam. Ia berkulit putih, wajahnya memikat, dan senang dengan rambut disasak. Berperawakan gemuk agak tinggi, kelopak matanya tumpul. Anaknya tiga, yang kini sekolah di Amerika Serikat. Sedangkan Lukman lahir di Samarinda 51 tahun lalu. Kulit kelopak matanya menyempit berat. Sekitar sembilan bulan lalu mereka terjun di BEJ, lengkap membawa jati dirinya. Ada fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), akta perusahaan, alamat lengkap, dan nomor rekening di Bank BHS Cabang Gajahmada, Jakarta Pusat. Mereka juga menitip nomor radio panggil, telepon rumah dan telepon mobil. Lengkap sudah info yang harus disigi pialang terhadap investor baru. ''Telepon rumah dan mobil semuanya nyambung,'' kata sumber di Srikandi Sekuritas. Di PT Megawira Gunita bergerak dalam usaha perdagangan umum Lukman direktur utama dan Herlina komisaris. Perusahaan ini punya surat izin usaha perdagangan dari Kantor Wilayah Departemen Perdagangan DKI Jakarta. Lukman Hartono dan Herlina Salim mengontrak rumah di kawasan elite Simpruk, Permata Hijau, Jakarta Selatan. Menurut Makki Widjaja, bos Mashill Sekuritas, sewa rumah yang dijadikan kantor oleh Lukman-Herlina sudah dibayar di muka Rp 54 juta per tahun. Tapi rekening teleponnya hanya dibayar Rp 13 ribu sebulan. Jadi, telepon ini tak pernah dipakai keluar. Mereka ke kantor bursa dengan Mercedes Benz belakangan diketahui mobil hitam ini pinjaman. Pemilik mobil itu beralamat di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Pemiliknya sudah diperiksa petugas di Kejaksaan Agung. Ia mengaku menjual mobil tersebut setahun silam. Menurut sumber TEMPO, mobil itu kini kabarnya milik seorang oknum di Bea Cukai. Dan telepon genggamnya atas nama orang lain di Jatinegara, Jakarta Timur. Sebelum mereka kabur, diketahui volume transaksi yang dibuka Herlina dan Lukman di BEJ tergolong besar. Transfer gironya lancar. Jadi, dalam tempo singkat, tentu saja nama pasangan duet ini melambung di deretan investor bonafide. Mereka menjadi nasabah Mashill Jaya Sekuritas sejak tujuh bulan lalu tanpa cacat. Dalam bertransaksi, yang nilainya miliaran rupiah, mereka selalu menjaga tepat waktu. Herlina, konon, juga sering aktif berdagang saham di Hong Kong dan Jepang. Ia mahir bahasa Jepang. Belakangan baru ketahuan KTP Lukman dan Herlina itu palsu. Bahkan foto Lukman di KTP yang sudah disebut tadi sebenarnya foto Hendarmin Kesuma, yang orangnya gaek dan sakit-sakitan. Tanda tangan lurah di Pejagalan, Jakarta Utara (di KTP yang dikeluarkan 29 Agustus 1991 itu) katanya, dipalsukan. Dandossi Matram, juru bicara Ikatan Pialang Efek Jakarta, mengaku mengenal pasangan ini, tapi tidak terlalu dekat. ''Herlina di luar negeri, kabarnya, dikenal sebagai pemain kasino,'' katanya. Sejoli yang mengaku bukan suami-istri itu, kini oleh petugas baru diduga-duga, bukan warga negara Indonesia. Begitu pula tentang kaburnya mereka ke Hong Kong, dan melompat ke Cina daratan, atau entah ke Makao, sedang terus dilacak. Lukman memakai paspor Liberia, di Afrika, dengan nama Chin T. Liao. Dan Herlina, yang memakai nama Miliawati, terbang dengan paspor Indonesia, dikeluarkan di Bogor. GT dan DSI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini