Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Saya Beri Mereka Uang

Polisi menangkap pengusaha hiburan di Jakarta karena memimpin komplotan perdagangan anak di Jambi. Berdalih bisnis bangkrut karena pandemi.

22 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tersangka Sudin alias Koko saat diwawancara di Polresta Jambi, 12 Januari 2022./M. Ramond EPU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sudin alias Koko mengaku memberikan uang Rp 5-6 juta ke tiap anak yang akan direkrut.

  • Menggunakan kaki tangan yang masih di bawah umur.

  • Mengaku pemilik saham salah satu tempat hiburan dan spa di Jakarta Pusat.

POLISI mencokok Sudin alias Koko, 52 tahun, di All Sedayu Hotel Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada pertengahan Desember 2021. Polisi menuduhnya sebagai otak perdagangan anak perempuan berusia 13-16 tahun dari Jambi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi juga menduga Sudin memperkosa para remaja ini. Jumlahnya 30 orang. Dari penelusuran polisi, Sudin merekrut para remaja ini melalui tiga orang kaki tangan yang ada di Jambi. Polisi menduga jumlah korban bisa lebih besar dari pengakuannya. Sebab, kegiatan Sudin sudah ia lakukan satu tahun lebih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo menemui Sudin di tahanan Kepolisian Resor Kota Jambi pada Rabu, 12 Januari lalu. Turut serta Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Jambi Merry Marwati; Ketua LPAI Provinsi Jambi Amsyarnedi; pegawai Dinas Sosial Provinsi Jambi, Dalmanto; serta pengacara Ahmad. 

Bagaimana awalnya Anda terlibat perdagangan anak perempuan dari Jambi?
Dua atau tiga tahun lalu saya ke Jambi. Kemudian berhubungan dengan PIS (kini 19 tahun), salah satu mahasiswa perempuan di Jambi. Melalui PIS saya berhubungan dengan ARS alias RIS (kini 15 tahun). Mereka sempat bilang butuh uang. Saya minta mereka ke Jakarta. 

Mereka akhirnya ke Jakarta?
Tahun lalu, saya tidak ingat bulan apa. 

Saat menemui RIS, usianya baru 14 tahun. Apakah dia juga korban?
Dia bilang kepada saya kalau butuh uang. 

Berapa uang yang diberikan kepada kaki tangan Anda untuk mengantar para korban ke Jakarta?
Sekitar Rp 1 juta atau Rp 2 juta. Juga uang transportasi sebesar Rp 3 juta. 

Berapa uang yang Anda janjikan untuk merayu mereka?
Tidak pernah pasti nilainya. Bisa Rp 5 juta atau Rp 6 juta. 

Mengapa Anda hanya meminta mereka merekrut anak berusia 13-16 tahun?
Sebenarnya saya lebih suka dengan yang sudah kuliah. Lebih nyambung kalau diajak ngobrol

Faktanya mereka masih duduk di sekolah menengah pertama.
Saya tidak tahu kenapa yang dikirim anak-anak. 

Tapi kenapa Anda minta foto kartu pelajar untuk bukti mereka masih anak-anak?
Biasanya saya minta syarat macam-macam. Itu jika saya sedang tidak punya uang. Tujuannya, supaya mereka batal dikirim ke Jakarta. 

Sebelum Anda ditangkap, ada tiga anak perempuan dari Jambi yang dikirim ke Jakarta. Itu pengiriman ke berapa?
Saya tidak ingat. 

Dalam satu bulan, berapa anak yang dikirim ke Jakarta?
Saya tidak ingat. 

Siapa saja nama yang menjadi korban?
Saya lupa nama mereka. Yang saya ingat hanya PIS dan RIS. 

Polisi mengatakan korban Anda sekitar 30 anak. Ada berapa sebenarnya?
Saya tidak ingat. Tapi sepertinya tidak sebanyak itu. 

Di dokumen penyewaan kamar hotel saat Anda ditangkap, kamar yang Anda sewa atas nama Adi Santoso. Siapa dia?
Saya sering pesan kamar di sana karena dekat rumah. Jika saya pesan kamar, saya minta pakai nama orang lain atau tamu yang pernah pesan di sana. 

Selain Anda, apakah ada orang lain yang memperkosa anak-anak itu?
Tidak ada. 

Apa pekerjaan Anda sebenarnya?
Saya punya sedikit saham di tempat hiburan dan spa. Namanya Fortune di Jakarta Pusat. Dulu saya ikut mengoperasikannya sebagai manajer karaoke. Dulu bisnis maju, ramai, tapi saat masa pandemi Covid-19 usaha itu sempat tutup, bangkrut. Selanjutnya saya berjualan wine impor secara online.

Jadi Anda pemilik Spa Fortune?
Bukan. Saya punya saham sedikit. Saya juga ikut dalam operasional. (Manajer Spa Fortune Jakarta Pusat, Irfan, membantah info bahwa ada saham dan peran Sudin di sana).

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Agung Sedayu

Agung Sedayu

Alumnus Universitas Jember, Jawa Timur. Menekuni isu-isu pangan, kesehatan, pendidikan di desk Investigasi Tempo.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus