Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMA Fredy Pratama tiba-tiba mencuat sebagai gembong narkotik dan obat-obatan terlarang terbesar di Asia Tenggara. Polisi bahkan menyebutnya dengan julukan yang berlebihan: "Escobar Indonesia". Pablo Escobar (1949-1993) terkenal sebagai bandar narkoba terbesar asal Kolombia. Ia selalu mulus menyelundupkan narkoba karena menjalin relasi yang kuat dengan polisi, jaksa, hakim, hingga presiden sebuah negara. Escobar bahkan terpilih menjadi anggota parlemen pada 1982.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fredy Pratama belum sebesar Pablo Escobar. Tapi memang ia lihai bersembunyi. Kendati perdagangan narkobanya dimulai sejak 2007, polisi baru mengendus jejaknya beberapa bulan lalu. Hampir 1.000 kasus narkoba pada 2020-2023 yang ternyata bermuara dalam jaringan narkoba Fredy Pratama. Barang bukti narkoba yang disita polisi lebih dari 10 ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siapa Fredy Pratama? Mengapa namanya tiba-tiba mencuat tanpa terendus polisi? Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menengarai nilai transaksi narkoba jaringan Fredy Pratama tembus Rp 51 triliun. Ia mentransfer hasil bisnis gelapnya itu di rekening atas nama teman-teman sepermainannya di Jawa Timur. Polisi menduga uang itu kemudian dicuci dengan pembelian aset dan properti oleh ayah dan saudara-saudaranya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Bandar dengan Banyak Nama"