Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
”Gimana, Yin.” ”Itu, si Urip. Tapi ini aku sudah pakai nomor telepon lain ini, aman. Ketangkep KPK di rumah.” ”Di mana ketangkep?” ”Kan, mau eksekusi itu kan….” ”Eksekusi apa?” ”Ya, biasa. Tanda terima kasih itu.” ”Terima kasih apa? Perkara apa?” ”Enggak ada sebenarnya? Enggak ada perkara apa-apa. Cuma dia kan baru terima dari Urip... Urip kita. Sekarang telepon dulu Antasari, deh. Bagaimana cara ngamaninnya itu.” ”Sebentar saya telepon dulu si Fery.” ”Fery sudah aku suruh Djoko.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo