Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Slogan Polri yang diusung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yaitu Presisi merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan. Sebelumnya, Polri mengusung slogan Promoter yang merupakan kepanjangan dari profesional, modern, dan terpercaya. Slogan tersebut digunakan pada masa jabatan Kapolri Jenderal Tito Karnavian (2016-2019) sampai Idham Azis (2019-2021).
Slogan Promoter yang digagas oleh Kapolri Tito Karnavian merupakan harapan agar Polri lebih dekat kepada masyarakat dengan cara yang modern dan profesional dalam menangani setiap kasus, seperti yang dilansir dalam laman museumpolri.org.
“Visi misi kami adalah bagaimana caranya untuk mendapatkan kepercayaan publik melalui modernisasi,” kata Tito Karnavian, saat menjabat Kapolri.
Namun, ketika Listyo Sigit Prabowo mencalonkan diri menjadi Kapolri, ia mengusung slogan baru untuk Polri, yaitu Presisi. Menurut Listyo, slogan ini merupakan kelanjutan dari slogan Promoter yang diusung pendahulunya.
"Konsep ini merupakan langkah lebih lanjut dari slogan Polri Promoter yang telah digunakan pada periode sebelumnya. Slogan ini menggunakan pendekatan pemolisian yang berorientasi terhadap masalah," ujar Listyo Sigit ketika mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Lebih jauh, Listyo menerangkan masing-masing kata yang tergabung dalam slogan Presisi. Pertama, prediktif yang menitikberatkan pada pentingnya kemampuan pendekatan melalui upaya meningkatkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan analisa sesuai pengetahuan, data, dan metode tepat. Prediktif ini bertujuan agar Polri dapat melakukan pencegahan secepat mungkin.
"Kata responsibilitas dan transparansi berkeadilan menyertai pendekatan pemolisian prediktif yang ditujukan agar setiap insan Bhayangkara dapat melaksanakan tugas Polri secara cepat dan tepat, responsif, humanis, transparan, bertanggung jawab, dan berkeadilan," kata Listyo.
Listyo menjelaskan lebih lanjut bahwa responsibilitas Polri kedepannya harus dimaknai sebagai rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam ucapan, sikap, dan perilaku setiap melaksanakan tugas.
Hal tersebut dilakukan demi menjamin kepentingan dan harapan masyarakat dalam menciptakan keamanan. Sementara itu, transparansi berkeadilan merupakan sebuah realisasi dari prinsip, cara berpikir, sistem terbuka, akuntabel, humanis, dan siap untuk diawasi.
Menurutnya, transparansi berkeadilan ini penting agar pelaksanaan setiap tugas kepolisian dapat menjamin rasa keamanan dan rasa keadilan masyarakat.
Listyo Sigit pun berharap bahwa slogan Presisi ini bukan hanya jargon semata, melainkan harus benar-benar diterapkan dalam setiap menjalankan tugas. Untuk mewujudkan Polri yang ideal sesuai dengan slogan Presisi, terdapat sejumlah petunjuk langkah Kapolri kepada anggota Polri dalam setiap menjalankan tugasnya, yaitu:
- Menjamin keamanan sebagai bentuk dukungan program pembangunan nasional,
- Menjaga soliditas internal,
- Meningkatkan sinergitas dan soliditas setiap anggota Polri,
- Menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum (APH) dan kementerian atau lembaga untuk mendukung dan mengawal program pemerintah,
- Menampilkan jiwa kepemimpinan yang melayani dan menjadi teladan bagi masyarakat,
- Mengedepankan pencegahan permasalahan, pelaksanaan keadilan restoratif, dan pemecahan masalah yang solutif, dan
- Setia kepada Indonesia dan senantiasa merawat kebhinnekaan yang telah tertanam dalam diri.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: Menjelang Hari Bhayangkara 2022, KontraS: Semboyan Presisi Masih Jargon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini