Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok organisasi Persatuan Setia Hati Terate (PSHT) dan suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti, terlibat bentrok di Kota Yogyakarta pada Ahad petang, 4 Juni 2023. Buntut dari kejadian tersebut sejumlah jalan sempat ditutup. Bentrokan yang disertai aksi lempar batu itu sempet viral. Lantas, bagaimana sejarah, sepak terjang, dan perkembangan PSHT?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari psht.or.id, PSHT didirikan di Madiun, Jawa Timur, pada 1922 oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo (1888-1952), seorang pahlawan Perintis Kemerdekaan RI. Awalnya, organisasi ini bernama Setia Hati Pemuda Sport Club dan berbentuk klub olahraga. Namanya kemudian berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club" dan akhirnya menjadi "Persaudaraan Setia Hati Terate" dalam kongres pertama yang diadakan di Madiun pada 25 Maret 1951.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perkembangan PSHT tidak lepas dari kontribusi beberapa tokoh yang turut membesarkan organisasi ini. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Soetomo Mangkudjojo, Santoso Kartoatmodjo, Irsyad, Imam Koesoepangat, dan Tarmadji Budi Harsono. Mereka telah meletakkan dasar-dasar dan mendorong perkembangan PSHT yang masih relevan hingga saat ini.
Berkat jasa mereka, PSHT memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART), mendirikan yayasan, mengembangkan cabang-cabang PSHT, membangun padepokan sebagai pusat kegiatan PSHT, mendirikan koperasi yang akan diperluas melibatkan semua anggota di seluruh cabang, serta memperkenalkan PSHT melalui berbagai kejuaraan.
Di bawah kepemimpinan M. Taufiq sebagai Ketua Umum untuk periode 2016-2021, PSHT mengalami perubahan struktur dan perluasan dengan penambahan bidang Pengabdian Masyarakat. Hal ini dilakukan untuk lebih mengorganisir kegiatan-kegiatan PSHT yang memberikan dampak langsung dan positif bagi masyarakat. Kepengurusan ini telah menetapkan rencana strategis sebagai panduan bagi pengurus di semua tingkatan.
Perjalanan panjang PSHT dalam mengembangkan dirinya sebagai organisasi bela diri dan sosial di Indonesia adalah bukti komitmen dan dedikasi anggotanya. Dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, kesetiaan, dan keberanian, PSHT terus berupaya memperluas pengaruhnya dalam menjaga budaya dan membangun hubungan harmonis antaranggota dan masyarakat.