Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Top 3 Hukum: Guyon Ketua KPK Singgung Penjual Pisang Nebeng Jet Pribadi, RS Polri Minta Keluarga 7 Mayat di Kali Bekasi Bawa Sikat Gigi

Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango menyebut pesannya soal penjual pisang dan jet pribadi itu bukan pantun, melainkan pesan tak bijak.

25 September 2024 | 07.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler kanal hukum pada Rabu pagi ini dimulai dari guyonan Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango singgung penjual pisang nebeng jet pribadi. Nawawi tak menyinggung siapapun dalam pesannya, tapi cerita tentang penjual pisang dan jet pribadi sudah menjadi pembicaraan di tengah masyarakat satu bulan ke belakang.

Berita terpopuler berikutnya adalah RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, meminta keluarga korban mayat di Kali Bekasi, untuk membawa alat pribadi mereka seperti sikat gigi hingga baju pribadi yang belum dicuci. Keluarga juga diminta membawa barang-barang milik korban, termasuk foto semasa hidup korban yang terlihat giginya.

Berita terpopuler ketiga adalah polisi temukan barang bukti baru milik IS, tersangka pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat. Penemuan barang bukti itu berupa cangkul yang digunakan pria itu untuk mengubur jasad korban.

Berikut 3 berita terpopuler kanal hukum pada Rabu pagi, 25 September 2024:  

1. Guyon Ketua KPK Singgung Penjual Pisang Nebeng Jet Pribadi di Acara ICW

Ketua sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menghadiri acara diskusi publik bertajuk 'Konflik Kepentingan Sebagai Pintu Masuk Korupsi'. Agenda ini dilaksanakan di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 24 September 2024. Dalam agenda ini, Nawawi memaparkan soal bahaya konflik kepentingan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum menyampaikan materinya, Nawawi meminta izin menyampaikan pesan yang ia sebut tidak bijak. Dalam pesannya ia menyinggung tentang pengusaha pisang dan jet pribadi. “Ini bukan pantun, tapi pesan yang tak bijak,” kata dia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut pesan ‘tak bijak’ dari Nawawi:

Sang anak jualan pisang

Si bapak pengusaha terasi

Jangan naik pesawat terbang

Kalau tiketnya dari gratifikasi

Dia meminta pesan ini menjadi konsumsi dalam forum ini. Apabila ada yang memviralkan, maka Nawawi akan meminta royalti. “Royalti akan saya gunakan untuk jaga-jaga diri aja,” kata dia sambil bergurau.

Di akhir paparan, Nawawi kembali menyampaikan pesan tak bijaknya. Pesan itu berbunyi:

Burung pipit burung merpati

Bersiul riang di atas dahan 

Jangan mimpi nebeng jet pribadi 

Kalau cuma jualan pisang 

Nawawi tak menyinggung siapapun dalam pesannya, tapi cerita tentang penjual pisang dan jet pribadi sudah menjadi pembicaraan di tengah masyarakat satu bulan ke belakang. Masyarakat mengkritik putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep, yang bepergian ke Amerika Serikat bersama istrinya menggunakan jet pribadi. Selain dikenal sebagai anak presiden, Kaesang merupakan pengusaha nugget pisang.

Fasilitas jet pribadi ini menjadi polemik karena diduga ada unsur gratifikasi. Pesawat tersebut diduga dimiliki Garena Online (Private) Limited, salah satu anak usaha SEA Limited yang juga menaungi Shopee. PT Shopee Internasional Indonesia pernah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Solo saat kakak Kaesang, Gibran Rakabuming, menjadi wali kotanya. 

Acara ini merupakan agenda peluncuran modul akademisi antikorupsi. Koordinator Akademi Anti-Korupsi ICW Nisa Rizkiah Zonzoa, mengatakan bahwa ICW memiliki platform pendidikan antikorupsi bernama Akademi Antikorupsi yang memiliki 24 modul. “Hari ini bertambah 1 jadi 25 modul. Modulnya temanya konflik korupsi dan konflik kepentingan, dan itu bisa diakses sama semua kalangan,” kata dia. 

Selanjutnya RS Polri minta keluarga 7 mayat di Kali Bekasi bawa sikat gigi hingga baju belum dicuci...

 

2. RS Polri Minta Keluarga 7 Mayat Kali Bekasi Bawa Sikat Gigi hingga Baju Belum Dicuci, untuk Apa?

Rumah Sakit atau RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur meminta keluarga korban tewas di Kali Bekasi, Jawa Barat untuk membawa alat pribadi mereka seperti sikat gigi hingga baju pribadi yang belum dicuci guna pemeriksaan sampel deoxyribo nucleic acid atau DNA mayat.

"Bawa kartu identitas, kartu keluarga, alat-alat pribadi yang diduga milik korban, misalnya sikat gigi, sisir, atau baju pribadi yang belum dicuci termasuk topi," kata Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara Brimob Kombes Pol Hery Wijatmoko kepada wartawan di Jakarta, Ahad lalu.

Selain itu, Hery juga mengatakan keluarga bisa membawa barang-barang milik 7 mayat di Kali Bekasi termasuk foto semasa hidup korban yang terlihat giginya. Sebab menurutnya, semakin banyak barang yang dibawa keluarga, maka semakin cepat proses identifikasi identitas korban.

"Jadi, nanti kami data antemortem tersebut akan kami cocokkan dengan yang yang kami temuan di postmortem jenazah," ujarnya.

Maka dari itu, dia mengimbau kepada keluarga yang merasa kehilangan bisa menyiapkan informasi dan membawa identitas ke gedung identifikasi korban meninggal saat bencana atau kecelakaan (disaster victim Identification/DVI) RS Polri.

"Keluarga atau teman yang memiliki informasi dapat menghubungi rumah sakit di gedung DVI atau hubungi 0218093288," kata dia.

Saat ini, pihaknya tengah memeriksa identitas dua jenazah dengan berkolaborasi dengan INAFIS untuk pengambilan sidik jari dari jenazah yang terendam dalam air.

Adapun pemeriksaan sidik jari, gigi, dan DNA masuk dalam identifikasi utama (primer identifier). Sedangkan jam analog, kalung dan baju termasuk identitas sekunder (secondary identifier).

Dalam permeriksaan tersebut, RS Polri mengumpulkan beragam pihak terkait untuk bisa cepat mengidentifikasi mayat yang ditemukan di Kali Bekasi. "Kami sudah mengumpulkan tim yang meliputi tim kedokteran forensik termasuk dari Mabes Polri, tim kedokteran gigi forensik, tim DNA, tim INAFIS dan sidik jari, serta tim forensik dari FK UI," ujarnya.

Sebelumnya, warga menemukan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi, tepatnya belakang Masjid Al Ikhlas Perumahan Pondok Gede Permai RT004/RW008, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi pada Minggu pagi pada pukul 06.00 WIB dan dilaporkan pukul 07.00 WIB.

Polisi menyebutkan penemuan tujuh mayat itu diduga karena tawuran. Terlebih, saat itu polisi sedang patroli untuk mencegah peristiwa itu. Polisi juga menangkap 15 orang tersangka dan tiga di antaranya membawa senjata tajam (sajam).

Apa itu ante mortem dan post mortem dalam tes DNA?

Dilansir dari Tempo, pada proses identifikasi jenazah korban bencana, atau kecelakaan ada kalanya data postmortem korban tidak dapat teridentifikasi karena kurangnya data ante mortem atau tidak ada anggota keluarga yang hadir.

Jika kondisi tersebut terjadi maka pihak rumah sakit dan tim forensik disaster victim investigation (DVI) akan memperlakukan data postmortem tersebut selayaknya data korban yang sudah teridentifikasi. "Semisal sampai selesainya operasi tidak ada keluarganya maka akan tetap diperlakukan sebagaimana mestinya, akan kami makamkan, itu yang selama ini terjadi," ujar dokter spesialis forensik Fitri Ambar Sari.

Dia menjelaskan apabila semua sampel postmortem sudah diambil dan terdata. Maka data postmortem tersebut akan disimpan di dalam freezer khusus yang sudah tersedia. Oleh karena itu, Fitri mengatakan data antemortem korban sangat penting untuk mempercepat proses identifikasi si terduga korban.

Untuk diketahui, data post mortem adalah data-data fisik korban atau jenazah yang didapatkan melalui identifikasi personal setelah korban meninggal. Data ini terdiri atas sidik jari, golongan darah, konstruksi gigi, dan foto diri atau bagian tubuh korban pada saat ditemukan.

Sementara itu, data ante mortem adalah data-data fisik khusus yang dimiliki korban semasa hidup. Data ini bisa berupa pakaian, aksesoris atau barang-barang yang melekat di tubuh korban untuk terakhir kalinya, barang bawaan, tanda lahir, tato, bekas luka atau operasi, cacat tubuh, foto diri berat dan tinggi badan serta sampel DNA. Data ante mortem biasanya didapatkan dari pihak keluarga korban ataupun instansi tempat korban bekerja. 

Selanjutnya polisi temukan barang bukti baru kasus pembunuhan Nia Kurnia gadis penjual gorengan...

 

3. Kasus Pembunuhan Nia Kurnia Gadis Penjual Gorengan, Polisi Temukan Barang Bukti Baru

Polisi temukan barang bukti baru milik IS, tersangka pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat. Penemuan barang bukti itu berupa cangkul yang digunakan pria itu untuk mengubur jasad korban.

"Ya memang sudah ditemukan cangkul untuk menggali dan menguburkan korban oleh tersangka IS  pada Senin 23 September 2024," kata Kapolres Padang Pariaman Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ahmad Faisol Amir saat dihubungi Tempo pada Selasa, 24 September 2024. 

Penemuan barang bukti ini berdasarkan keterangan tersangka saat proses penyelidikan. Selain itu juga ditemukan celana berwarna hitam milik Nia Kurnia Sari. "Berdasarkan keterangan pelaku, kami temukan sekitar 1 kilometer dari daerah penguburan dekat aliran sungai," ucapnya.

Faisol menjelaskan, sudah ada puluhan barang bukti kasus pemerkosaan dan pembunuhan Nia yang dikumpulkan oleh anggotanya. Barang bukti itu terdiri dari dua jenis yakni milik korban dan ptersangka IS. "Barang bukti milik pelaku di antaranya berupa cangkul, tali rafia dan tas. Barang bukti sudah banyak," katanya.

Atas penemuan cangkul ini, kepolisian sudah memanggil pemilik gubuk yang cangkulnya diambil oleh IS. "Kami sudah panggil pemilik gubuk untuk jadi saksi. Sampai saat ini sudah ada 20 lebih saksi yang diperiksa,"katanya.

Kepolisian terus mendalami kemungkinan ada keterlibatan orang lain. "Kami terus dalami kasus ini, apakah ada pelaku baru. Namun sampai saat ini tersangka IS mengaku hanya sendiri melakukan tindak pidana," katanya.

Menurutnya, poin yang masih terus dikejar oleh anggotanya adalah orang yang membantu pelaku dalam proses pelarian. "Kami terus coba cari tahu siapa yang membantunya lari dan suplai makanan," katanya.

Polres Padang Pariaman juga akan mencari tahu soal dugaan tersangka pembunuhan Nia Kurnia itu juga melakukan penyalahgunaan narkotika. Sebab dalam proses pengejaran petugas menemukan tas IS yang berisi plastik narkotika jenis sabu siap pakai. "Kami juga dalami soal pemakaian narkoba oleh pelaku, walaupun memang kemarin hasil tes urine nya negatif," katanya.

Pilihan Editor: Guru Honorer di Banyuwangi Retas dan Jual Data ASN BKN, Raup US$ 8 Ribu

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus