Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Uddin, jagoan kecil

Sonny, 20, yang dikenal suka mencuri di Kampung Man jangloe, Sul-Sel dibunuh oleh Uddin, murid kelas V SD ketika ketahuan hendak mencuri di rumahnya. (krim)

29 Desember 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEBERANIAN membunuh adalah sifat turunan. Setidaknya, itulah yang diyakini penduduk Kampung Manjangloe, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Uddin, murid kelas V SD, dua pekan lalu menewaskan Sonny Supu, 20, jagoan muda yang dikabarkan kebal senjata. Malam itu, Uddin menunggu rumahnya, ditemani tiga adik wanita. Ayah dan Ibu mereka sedang pergi menyaksikan perayaan Maulud Nabi Muhammad saw. Mendadak Uddin mendengar lemari di rumahnya dibuka orang. Ia segera menyambar kelewang, setelah memastikan lelaki itu bukan ayahnya. "Siapa itu?" teriaknya lantang. Jawaban yang diterima berupa tamparan di pipi. Dalam keadaan gelap, Uddin lalu mengayunkan kelewangnya. Sonny, yang dikenal suka mencuri coba membalas. Tapi ayunan kelewang Uddin berikutnya membuat pergelangan tangan kirinya putus dan tubuhnya luka parah. Tak berapa lama, ia pun roboh, dan tewas. "Waktu saya pergi bersama adik-adik, saya masih mendengar dia seperti ngorok," kata Uddin. Kini ia diperiksa polisi. Kapolres Jeneponto, Letnan Kolonel M. Paduppa, semula sempat sangsi: betulkah Uddin yang menewaskan Sonny? Meski bertubuh tinggi, anak itu sungguh masih bocah, dan tangannya halus. Kesangsian segera hilang sewaktu mayat korban diteliti. Dari luka-luka di tubuh korban bisa dipastikan bahwa ia dibabat orang bertangan kidal. Menurut Paduppa, Sonny mempunyai reputasi buruk di kampungnya. Lelaki muda bertubuh kekar itu suka mencuri dan bukan orang asing bagi polisi. Ia pernah tertangkap, tapi dilepas kembali agar bisa dibina oleh orangtuanya. Ternyata, kelakuannya tak berubah. Tapi, di luar dugaan akhirnya tewas di tangan seorang anak. Meski kini berurusan dengan polisi, Uddin dianggap pahlawan. Penduduk pun lalu teringat kakeknya, yang dulu terpaksa membunuh ketika usianya masih sangat muda. Sifat itu rupanya menurun kepada Uddin. Dan Uddin tampak bangga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus