Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, mengapresiasi proses pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah 2024 di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Salemba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Bima pelaksanaan pencoblosan di TPS khusus itu telah berjalan baik. "Tadi sudah di atas 70 persen dengan target menjelang jam 13.00 WIB itu 100 persen," kata Bima usai meninjau TPS di Rutan Salemba pada Rabu siang, 27 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Pelaksana Harian Kepala Rutan Salemba, Aris Setiawan, jumlah daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan Pilkada 2024 di rutan Salemba sebanyak 1.741 orang. Dengan melihat capaian target itu Bima menyebut pemungutan suara di TPS Rutan Salemba memiliki kuantitas dan kualitas yang baik.
Bima pun memuji sistem Rutan dan Lapas Salemba dalam memfasilitasi warga binaan untuk menyalurkan hak pilihnya di Pilkada Jakarta 2024. "Tadi saya melihat rapi sekali sistemnya sudah terbangun, dan yang paling penting adalah semua yang ada difasilitasi untuk memilih." kata Bima. Ia sempat bolak-balik ke Lapas dan Rutan Salemba sekitar pukul 12.28 WIB.
Dalam kunjungan tidak sampai 20 menit di lapas maupun rutan, ia didampingi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, R. Andika Dwi Prasetya. "Jadi saya apresiasi teman-teman di sini, di rumah tahanan, di lapas, Pak Kanwil, dan semua jajaran yang secara sigap telah memberikan hak pilih dengan sangat baik untuk para pemilih di sini," kata Bima.
Ia juga menyinggung upaya petugas dalam memastikan para warga binaan menggunakan hak pilih mereka. Menurut Bima, petugas di Lapas dan Rutan Salemba sempat mendatangi dan menjemput warga binaan yang sakit di kamar.
"Jangan sampai mereka tidak bisa menggunakan hak pilihnya, jangan sampai luput karena masih ada di tahanannya," ujar Bima mewanti-wanti. Namun, ia juga menggarisbawahi tetap ada ada warga binaan yang tidak berpartisipasi dalam Pilkada 2024. "Yang dokumen kependudukannya bukan di Jakarta, ya itu tidak bisa menggunakan hak pilih," katanya menegaskan.
Misalnya dalam data yang disampaikan oleh Kepala Lapas Kelas IIA Salemba, Beni Hidayat, yang menyebut ada sekitar 700 warga binaannya yang tidak berdomisi di Jakarta. Sementara untuk Lapas Salemba sendiri mencatat daftar pemilih baik tetap maupun tambahan sebanyak 1.258 orang. Di kedua TPS khusus itu jumlah pemilih terdiri dari unsur warga binaan sekaligus petugas Lapas dan Rutan Salemba.