Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Papua adalah salah satu wilayah Indonesia yang masih memiliki banyak daerah pelosok dengan kondisi sarana serta pra-sarana memprihatinkan. Keadaan alam berupa hutan lebat dengan jalur transportasi minim membuat banyak wilayah pemukiman di Papua sulit terjangkau fasilitas penunjang kehidupan yang mumpuni. Pendidikan, ekonomi, maupun kesehatan merupakan beberapa sektor yang seringkali menjadi masalah dalam pemenuhan kebutuhan warga di sana.
Salah satu wilayah yang cukup memprihatinkan, terutama dalam bidang kesehatan adalah Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Papua. Wilayah pedalaman hutan, lembah, ngarai, serta jalur yang tidak memungkinkan dilewati kendaraan bermotor menjadi penghambat terpenuhinya kebutuhan kesehatan warga di sana. Namun, seorang pemuda bernama Marsellinus Wellip berupaya untuk mengatasi hal ini sekalipun harus menghadapi berbagai rintangan yang ada.
Pengabdian Marsellinus berawal dari masa kecilnya yang terinspirasi seorang mantri kesehatan perawat ayahnya. Sang perawat telah membantu meringankan penyakit ayahnya tanpa pamrih apapun. Sejak itu, Marsellinus pun bertekad untuk meraih cita-cita menjadi seorang perawat layaknya mantri yang merawat ayahandanya.
Keinginan Marsellinus berkarya di bidang kesehatan semakin diperkuat oleh kondisi masyarakat Papua, khususnya Distrik Towe yang masih kurang menyadari pentingnya kesehatan. Ia pun melanjutkan pendidikan di Akademi Poltekkes Jayapura guna melengkapi usahanya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Towe. Berkat usulannya pada Departemen Kesehatan Jayapura, pada akhir 2014 Distrik Towe sudah memiliki dua fasilitas Puskesmas yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakatnya.
Marsellinus yang terpilih sebagai salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2014 dikenal dekat dengan masyarakat Distrik Towe. Dalam rangka mewujudkan pengabdiannya pada dunia kesehatan di pedalaman Papua, ia bahkan rela berjalan kaki melalui berbagai rintangan alam seperti hutan, sungai, dan jurang hingga berhari-hari untuk sampai di kampung tujuannya. Marsellinus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dengan berbagai pendekatan dalam kehidupan keseharian mereka. Setelah masyarakat pun merasa Marsellinus sebagai bagian mereka, penyuluhan hidup sehat, imunisasi, serta pelayanan kesehatan lainnya baru dapat dilakukan.
Pengorbanan Marsellinus mengajarkan kita tentang arti melayani dalam pengabdian. Peduli tidak selalu lekat dengan sumbangan materi berupa uang atau barang, namun perhatian dan pelayanan dapat menjadi satu bantuan yang berarti bila dilakukan sepenuh hati. Kisah menarik lain dari para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards dapat Anda ikuti di website www.satu-indonesia.com.
BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini