Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo sudah satu tahun beroperasi dan telah melayani sekitar 2 (dua) juta pergerakan penumpang di kawasan aglomerasi Solo – Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini menunjukkan antusiasme masyarakat memanfaatkan KRL Solo-Jogja cukup tinggi meski di tengah pandemi,” ucap Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam Webinar memperingati 1 tahun pelayanan KRL Solo-Jogja bertema “Makin Cepat, Makin Dekat, Makin Erat” yang diselenggarakan PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Jumat, 4 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehadiran KRL yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 1 Maret 2021 ini, merupakan bagian dari upaya pemerintah melalui Kemenhub untuk membangun transportasi masa depan dan berkelanjutan. “Kawasan aglomerasi Solo-Jogja memiliki potensi wisata yang luar biasa,” kata Menhub.
Sebelum ada kereta, lanjut Menhub, masyarakat Solo-Jogja mengandalkan transportasi jalan untuk mobilitas sehari-hari. Hal ini menyebabkan tingginya konsumsi bahan bakar minyak yang menyebabkan tingginya emisi dan polusi udara. “Kehadiran KRL ini akan berkontribusi pada pengurangan angka konsumsi BBM hingga 51,7 persen. Kita berharap tingkat peralihan minat masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke KRL mencapai 50 persen,” tuturnya.
Selain ramah lingkungan, kehadiran KRL Solo-Jogja yang menggantikan Kereta Rel Diesel Prambanan Ekspress (KRD Prameks) turut mendukung industri dalam negeri agar dapat terus meningkatkan daya saingnya dengan produk luar negeri. “Sudah selayaknya kita bangga memiliki KRL yang merupakan hasil karya anak bangsa,” kata Menhub.
Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat di Solo-Jogja dan sekitarnya untuk memanfaatkan fasilitas KRL dengan maksimal. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, operator, dan juga para pemangku kepentingan terkait agar angkutan massal di Solo-Jogja semakin terintegrasi antar modanya sehingga semakin mudah diakses,” kata dia
Artinya, jalur KRL dapat terus diperpanjang agar dapat semakin banyak daerah yang dilayani dan turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah yang dilalui. Pengembangan KRL juga akan terus dilakukan di luar pulau Jawa seperti di Sumatera dan daerah lainnya.
Dirjen Perkeretaapian, Zulfikri, menjelaskan KRL merupakan salah satu moda angkutan massal yang memilik sejumlah keunggulan dibandingkan moda lainnya. Antara lain memiliki emisi yang rendah (ramah lingkungan), kehandalan layanan dalam jangka panjang, efisiensi pergerakan, kapasitas angkut yang tinggi, dan memperkuat struktur tata ruang.
“Kita akan terus mengembangkan elektrifikasi perkeretaapian di Solo-Jogja, memperpanjang jalur sampai dengan Palur, menyambungkan kereta dari Wonogiri sampai dengan Bandara Adi Sumarmo, dan membangun Depo KRL di wilayah Jebres,” katanya.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, yang turut hadir dalam webinar ini mengungkapkan kehadiran KRL memberikan sejumlah dampak positif. Antara lain dapat mengurangi kemacetan di kota Klaten karena masyarakat sudah mulai beralih dari kendaraan pribadi ke KRL. “Di sekitar kawasan stasiun juga semakin ramai dan tumbuh titik perekonomian baru. Salah satunya yaitu munculnya kafe yang sangat unik dengan view stasiun,” kata dia.
Bupati berharap pemerintah pusat dapat membangun jalan laying atau flyover untuk mempermudah aksesibilitas menuju kota Klaten, di daerah JPL 280 yang jalannya ditutup karena adanya jalur KRL.
Dalam webinar yang disiarkan melalui Youtube Commuter Channel (https://www.youtube.com/watch?v=u5gydOyCDuY) ini, turut hadir sejumlah pembicara, diantaranya Dirut PT KAI, Didiek Hartantyo; Plt Dirut PT KCI, Roppiq Lutfi Azhar; dan Dirut Badan Otorita Borobudur, Indah Juanita. (*)