Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Penataan kawasan pasar menjadi fokus Pemerintah Kota Bogor, salah satunya di kawasan Jalan Dewi Sartika. Saat ini, kawasan yang cukup padat aktivitas perniagaan pedagang kaki lima (PKL) telah disterilkan melalui upaya persuasif yang terus-menerus dilakukan jajaran dinas di bawah kepemimpinan Wali Kota Bogor Bima Arya - Dedie A Rachim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, Anas S Rasmana, mengatakan PKL di Jalan Dewi Sartika tepatnya di depan Plaza Kapten Muslihat telah direlokasi ke beberapa tempat. Seperti ke Pasar Merdeka, Pasar Devris, Jalan Nyi Raja Permas, wilayah Sukasari, dan sebagian memilih ke Pasar Javana atau lokasi lainnya. Jumlah pedagang yang terdata di lokasi tersebut mencapai 428. "Pedagang di badan jalan 240 dan di trotoar 188, kurang lebih totalnya 428 pedagang," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Relokasi yang dilakukan terhadap pedagang itu, kata Anas, selain menata kawasan juga sebagai langkah awal pembangunan Alun-alun Bogor. Konsep yang diusungnya adalah Back to Nature dengan mengutamakan fasilitas serta pemandangan. Selain itu, alun-alun yang rencananya akan dibangun pada Maret 2020 itu juga akan terintegrasi dengan Masjid Agung serta Stasiun Bogor. "Makanya bangunan di situ dikurangi, karena orang keluar masuk stasiun. Jadi, jalur PKL akan ada di Nyi Raja Permas," katanya.
Untuk menjaga lokasi tetap steril dari PKL, Anas telah melakukan penutupan terhadap trotoar dengan seng. Kemudian, ada tim yang berpatroli. Sehingga dia yakin lokasi akan aman sampai pembangunan alun-alun dilakukan. "Kalau ketahuan ada yang berdagang akan langsung kami tertibkan," ujarnya menegaskan.
Dia berharap para pedagang bisa berjualan dengan baik di tempat relokasinya. Ke depan Pemkot tidak akan tinggal diam untuk keberlangsungan usaha mereka. Salah satu upaya yang dilakukan yakni memberikan bantuan modal melalui perbankan. "Saya mengimbau agar pedagang kooperatif dengan Pemerintah Kota Bogor karena Bogor akan maju dengan kehadiran trem dan LRT, lalu nanti pintu Stasiun Bogor akan dibuka ke arah Nyi Raja Permas sehingga semua lokasi di kawasan tersebut akan ramai dan baik bagi mereka," kata Anas.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata, meminta lokasi relokasi harus mampu menarik masyarakat untuk berbelanja. "Pemkot Bogor harus memiliki konsistensi dengan me-maintenance mereka (pedagang, red) secara kontinyu dan konsisten, jangan hanya di relokasi ke tempat-tempat tertentu, namun tetap perhatikan apa yang terjadi lokasi relokasi tersebut," ujarnya.
Menurut Dadang, ada beberapa janji yang harus ditepati dan dijalani Pemkot Bogor pasca pedagang direlokasi. Terutama yang berada di Jalan Nyi Raja Permas. Pertama melaksanakan beragam kegiatan yang baru sekali terealisasi. Kedua, menjaga kontinuitas jalur angkutan perkotaan (angkot) agar melintas di jalan tersebut. Ketiga, terus mengupayakan PJKA membuka akses pintu Stasiun Bogor ke arah Jalan Nyi Raja Permas.
Menurut Dadang janji itu harus dilaksanakan perlahan karena PKL sudah bersedia pindah. "Pemerintah harus punya trik agar blok-blok yang menjadi tempat relokasi juga bisa ramai, sehingga mereka enggan kembali ke tempat lamanya," tuturnya.
Dalam konteks penataan kawasan itu, Dadang melihat respons para PKL sudah sangat baik. Selain tidak melakukan penolakan secara berlebihan terhadap rencana Pemkot Bogor dalam menata kawasan tersebut, kesadaran mereka juga cukup tinggi. "Tinggal Pemkot menunjukkan kepeduliannya kepada PKL untuk memikirkan bagaimana tempat tersebut ramai dan menguntungkan mereka," kata Dadang. (*)