Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah memperkenalkan program inisiatif Salarupan berupa pengolahan pasca panen dan limbah salak kepada Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Tlatar Kandangan, Kelurahan Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini diorientasikan sebagai langkah untuk membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan TP PKK Dusun Tlatar Kandangan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Tim PKM-PM UGM, Aisha Razita, menyatakan bahwa program Salarupan merupakan inisiatif terbaru yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. “Tujuan dari Program Salarupan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu PKK di Dusun Tlatar Kandangan melalui pengolahan pasca panen dan pengolahan limbah salak dengan menjadikan produk bernilai tambah,” kata Aisha, Selasa, 2 Juli 2024 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Aisha, Program Salarupan juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide inovatif, kreatif, serta menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan masyarakat. “Program inovatif ini kami beri judul besar Salarupan Inisiasi Agribisnis Salak Terintegrasi melalui Pemberdayaan Ibu-ibu PKK Dusun Tlatar," ujarnya.
Tim PKM-PM yang terlibat di antaranya Aisha Razita K sebagai ketua dengan anggota Vivi Aryanti, Eri Wahyani Rahayu, Bafaqih Rizal, Sya’bani Rayhan Adi N, dan pembimbing R. Derajad Sulistyo Widhyharto. Aisha menjelaskan, Dusun Tlatar Kandangan, dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani salak, menghadapi tantangan besar terkait pemanfaatan limbah salak yang tidak lolos sortasi.
“Program Salarupan hadir sebagai solusi inovatif yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas ibu-ibu PKK dalam mengolah limbah salak menjadi produk bernilai tambah,” ujar Aisha.
Anggota Tim PKM-PM, Eri Wahyani Rahayu mengatakan, pihaknya telah menggelar berbagai pelatihan, di antaranya pembuatan pupuk organik cair, sabun natural, dan serbuk biji salak. “Pelatihan-pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru kepada para ibu, tetapi juga membuka peluang agribisnis yang berkelanjutan, bernilai jual tinggi, dan ramah lingkungan. Program Salarupan juga melibatkan sosialisasi pembentukan koperasi dan branding serta pemasaran produk,” kata dia.
Anggota Tim PKM-PM lainnya, Sya’bani Rayhan memaparkan bahwa hasil Program Salarupan menunjukkan perubahan signifikan pada masyarakat mitra. “Sebelum program, banyak ibu-ibu tidak mengetahui cara mengolah limbah salak menjadi produk, namun kini mereka mampu menghasilkan produk olahan yang bervariasi dan berkualitas,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Rayhan menyatakan tim PKM-PM Salarupan akan menyelesaikan laporan akhir, publikasi kegiatan, mengurus perizinan usaha, dan melanjutkan produksi pupuk organik cair, sabun natural, serta serbuk biji salak. “Kami berharap, Program Salarupan mampu menciptakan kemandirian agribisnis, peluang ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun Tlatar Kandangan secara berkelanjutan,” kata Rayhan. (*)