Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS — Sayembara Onduline Green Roof Award (OGRA) 2019 yang diperuntukkan bagi para profesional di bidang arsitektur, desainer interior, pengembang, konsultan perencana dan kontraktor pelaksana akan berakhir pada 30 Oktober 2019. Sayembara desain arsitektur yang telah berlangsung dari tahun 2013 dan menjadi agenda rutin per dua tahunan ini berfokus pada desain atap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun ini OGRA 2019 mengangkat tema “Tropical Green Roof System”, di mana memperlihatkan sistem green roof yang cocok untuk iklim tropis Indonesia, termasuk bagaimana sistem tersebut dapat terpasang pada atap bangunan dengan memperlihatkan berbagai isu teknik green roof seperti kemampuan tahan air, sistem drainase dan lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Penyelenggara sekaligus Marketing Communications Manager Onduline Indonesia, Reissa Siregar, menyampaikan hal tersebut pada Senin, 7 Oktober 2019. “Jadi, rekan-rekan yang ingin mengikuti lomba ini tidak perlu khawatir. Masih panjang waktunya untuk menyiapkan konsep dan membuat karya desain atap ramah lingkungan yang menarik. Karena batas akhir pengiriman karya kami perpanjang menjadi 30 Oktober,” ujar Reissa.
Menurut Reissa, ada aturan yang harus diikuti para peserta sayembara. Salah satunya gagasan desain adalah karya asli peserta dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba apa pun. “Kami memberikan kebebasan kepada peserta untuk menentukan sistem atap hijau yang akan mereka gunakan. Gagasan design dapat diimplentasikan dalam berbagai jenis bangunan seperti bangunan tinggi, rumah pribadi, perkantoran, hotel, resor, ruko, dan lain-lain,” ujar Reissa.
Core Founder Green Building Council Indonesia & Principal of Tropica Greeneries, Anggia Murni, memberikan acungan jempol untuk lomba yang menggandeng para profesional di bidang desain dan konstruksi ini.
“Buat kalian para peserta yang notabene sudah bekerja, lomba ini harusnya tidak susah. Kalian yang eksis di sektor properti dan desain pasti terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Jangan tunggu lagi, segera bikin konsep desain atap ramah lingkungan yang menarik dan ikut lomba ini. Selain untuk mengasih kemampuan, kalian juga punya peluang sama besar untuk semakin diakui di bidang arsitektur dan kaitannya,” kata Murni.
Reissa menjelaskan, karya yang masuk ke panitia sampai saat ini berasal dari 150 perserta. Berbagai desain atap hijau dengan beragam gaya bangunan dirancang peserta. Dengan diperpanjang waktu pendaftaran, Reissa berharap makin banyak profesional berbakat Indonesia di bidang desain dan konstruksi yang turut serta. Sebab, ada hadiah total Rp 75 juta dan 2 iPad Air untuk lima karya terbaik. (*)