Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS - Bank DKI menutup 2024 dengan kinerja positif, mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 2,26 persen menjadi Rp53,18 triliun. Meningkat dibandingkan 2023 sebesar Rp52,00 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Segmen UKM menjadi pendorong utama dengan peningkatan 15,47 persen secara tahunan, mencapai Rp2,22 triliun. Pertumbuhan ini didukung strategi mitigasi risiko, inovasi digitalisasi, serta layanan yang lebih adaptif bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi mitigasi risiko yang lebih baik, serta berbagai inisiatif digitalisasi dan inovasi layanan untuk mendorong pertumbuhan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
”Dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian, kami terus mengakselerasi pertumbuhan kredit dan pembiayaan, terutama di sektor UKM, yang memiliki potensi besar dalam menopang perekonomian daerah. Kami optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan positif ini di tahun-tahun mendatang,” ujar Agus.
Selain UKM, segmen kredit dan pembiayaan konsumer tumbuh 5,85 persen menjadi Rp23,39 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali di level 2,54 persen untuk NPL Gross dan 1,06 persen untuk NPL Nett.
Bank DKI juga memperkuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dengan rasio 173,20 persen, menegaskan ketahanan permodalan dalam menghadapi potensi risiko di masa depan.
Di tengah persaingan ketat dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI tetap berhasil menjaga momentum pertumbuhan dengan total DPK meningkat menjadi Rp64,08 triliun, naik dari Rp63,63 triliun pada tahun sebelumnya. Rasio Current Account Saving Account (CASA) terjaga pada level 43,70 persen, yang mencerminkan strategi optimalisasi dana murah untuk mendukung efisiensi biaya dana (Cost of Fund).
Kondisi likuiditas perseroan tetap berada dalam level yang sehat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 82,99 persen, memastikan bahwa Bank DKI memiliki fleksibilitas yang cukup dalam ekspansi kredit tanpa mengorbankan stabilitas likuiditas.
Strategi 2025: Digitalisasi dan Efisiensi
Memasuki 2025, Bank DKI akan fokus pada digitalisasi, efisiensi operasional, dan pengembangan produk inovatif untuk mempercepat akselerasi bisnis. "Fundamental bisnis yang telah diperkuat sepanjang 2024 akan menjadi pijakan bagi pertumbuhan agresif pada 2025," ujar Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto.
Hingga akhir 2024, Bank DKI membukukan laba bersih Rp779 miliar, mencerminkan kinerja keuangan yang solid. Dengan strategi yang terarah, Bank DKI optimistis dapat terus bertumbuh sebagai bank yang sehat, inovatif, dan berdaya saing tinggi di 2025 dan tahun-tahun mendatang. (*)