Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO TEMPO -- Presiden Prabowo Subianto melantik Reynaldi Putra Andita dan Agus Masykur Rosyadi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Subang periode 2025-2030 di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 20 Februari 2025. Seusai dilantik, Reynaldi mengatakan kini saatnya bekerja semaksimal mungkin dan tulus untuk masyarakat Kabupaten Subang. “Bekerja maksimal, bekerja dengan tulus, Insya Allah cinta masyarakat akan mengikuti,” kata pria 28 tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam menjalankan tugas sebagai bupati, Reynaldi yang lahir di Jakarta pada 30 Oktober 1996 ini menyampaikan sejumlah program prioritasnya. Yang utama adalah mendekatkan diri kepada masyarakat dan “meruntuhkan” anggapan bahwa seorang pejabat mesti dilayani dan berada di menara gading.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Raynaldi hanya akan ada di kantor pada Senin dan Selasa untuk briefing dan menerima tamu. Selebihnya, dia terjun ke lapangan. “Saya ingin membuat banyak saluran bagi masyarakat untuk menjangkau saya,” kata Reynaldi. Saluran itu, antara lain dengan menjejakkan kaki di 253 desa di Kabupaten Subang dalam tempo satu tahun ke depan. Menerapkan program “Sabtu Bersama Kang Rey” supaya anak muda dapat berbincang langsung dengannya.
Ada pula live TikTok dua kali sepekan agar masyarakat dapat langsung menyampaikan keluh kesah dan aspirasi mereka langsung kepada kepala daerahnya. “Saat live, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, kepala desa, semua harus standby untuk menindaklanjuti kebutuhan warga Subang,” katanya.
Setiap tiga bulan, Raynaldi juga akan mengundang tokoh masyarakat, media massa, dan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Subah untuk melakukan refleksi atau evaluasi atas kebijakan yang diterapkan. “Silakan mengeluarkan unek-unek,” katanya. “Jangan melihat bupati seperti raja.”
Dalam seratus hari pertama menjadi Bupati Subang, Reynaldi ingin memecahkan persoalan pungutan liar atau pungli di pabrik. Menurut Rey, ada temuan untuk bisa bekerja di pabrik harus membayar Rp 5-25 juta. “Itu pun belum tentu masuk,” katanya. Itu sebabnya, Rey akan berkeliling ke pabrik-pabrik untuk melakukan pembenahan rekrutmen dan tidak boleh ada pungli.
Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah penggunaan aplikasi lowongan kerja bagi yang hendak melamar pekerjaan di pabrik. Berdasarkan data yang dia terima, angka pengangguran di Kabupaten Subang mencapai 75 ribu orang. “Saya membayangkan 75 ribu orang masuk ke dalam aplikasi. Mereka memasukkan data pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, kemudian kami menyeleksi dan menyalurkan ke pabrik,” ujarnya. Dalam menyiapkan sistem tersebut, Ray membutuhkan data formasi yang diperlukan oleh pabrik yang membuka kesempatan kerja, terutama yang berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Subang dan Patimban.
Pembenahan lain yang hendak diwujudkan oleh Reynaldi adalah pelayanan kesehatan dan perbaikan infrastruktur. Mengenai pelayanan kesehatan, dia menargetkan pada 2027 sudah ada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di kawasan pantai utara (pantura) Subang. Dia juga telah mengatasi antrean pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Subang dengan memanfaatkan Gedung Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Subang.
Perihal perbaikan infrastruktur jalan, Reynaldi mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu janji kampanyenya. Sekarang, menurut dia, terdapat 320 kilometer jalan di Kabupaten Subang yang kondisinya rusak. Jika hendak memperbaikinya, maka dana yang dibutuhkan Rp 1,2-2 triliun. “Saya akan mencari cara dan harus tuntas dalam dua tahun,” katanya.
Ada lagi jurus yang dia terapkan untuk mengatasi berbagai tantangan di Kabupaten Subang, yakni bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat. “Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ini sudah seperti papa saya,” ujarnya. Ditambah jejaring Partai Golkar di pemerintah pusat, diharapkan mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat.(*)