Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Berakhir Pekan di Subang, Melayang Sejenak di Perkebunan Teh Sekitar Bukit Santiong

Di kebun teh Subang, klub paralayang Elang Mas menyiapkan enam orang penerbang yang punya kualifikasi dan lisensi khusus untuk terbang tandem.

2 Agustus 2024 | 10.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Subang - Bukit Santiong di Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, seringkali ramai di akhir pekan, terlebih di saat musim kemarau yang berlangsung antara Mei hingga September. Pengunjung bisa menikmati hamparan pemandangan kebun teh dengan cara yang tidak biasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lembah perkebunan teh yang hijau bergelombang di sekeliling bukit bisa dijelajahi dari angkasa dengan terbang tandem paralayang. Melayang sejenak seperti burung, pengunjung bakal mengalami sensasi yang spesial. Klub paralayang Elang Mas menyiapkan enam orang penerbang atau pilot yang punya kualifikasi dan lisensi khusus untuk terbang tandem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua dan pelatih klub Anwar Permana mengatakan, jadwal terbang tandem bagi wisatawan berlangsung Sabtu hingga Ahad di hari yang cerah tanpa rintik hujan. Pada dua hari di akhir pekan itu, anggota klub juga berlatih terbang dari pagi hingga sore untuk mengasah kemampuan pendaratan di sebuah lapangan yang menjadi lokasi target. 

Bukit Santiong sejak beberapa tahun terakhir ini telah menjadi salah satu lokasi paralayang di Jawa Barat. Selain dipakai untuk berlatih, tempat itu juga dipakai untuk gelaran lomba seperti Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat.

“Di sini ketinggian terbangnya memadai dan tempat pendaratan hampir tidak ada rintangan pohon,” ujarnya saat ditemui di Bukit Santiong, Sabtu, 27 Juli 2024.

Syarat Terbang Tandem

Di hari itu ada empat orang wisatawan yang dibawa terbang tandem. Biasanya menurut Anwar, peminatnya lebih banyak ketika Ahad. Sebelum terbang, pengunjung diminta untuk mendaftar dan mengisi formulir. Syarat lain terkait kondisi tubuh yaitu sehat jasmani dan mental. “Kalau punya penyakit jantung nggak boleh terbang tandem,” kata Anwar.

Menurutnya, wisatawan yang bisa diajak terbang tandem mulai dari umur sepuluh tahun. Mengandalkan tiupan bayu yang bisa datang dari berbagai arah, kecepatan angin untuk terbang paralayang di tempat itu menurut Anwar berkisar antara 15-20 kilometer per jam. Adapun ketinggian lokasi take-off sekitar 1.100 meter dari permukaan laut.

Tarif untuk sekali terbang tandem paralayang dipatok Rp 400 ribu untuk warga negara Indonesia, dan Rp 500 ribu bagi warga negara asing. Lokasi Bukit Santiong tidak terlalu jauh dari tempat pemandian air panas Ciater, Subang. Di sekitarnya juga terdapat beberapa lokasi wisata mulai dari tempat makan, vila, serta taman wisata air.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus