Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Subang - Bukit Santiong di Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, seringkali ramai di akhir pekan, terlebih di saat musim kemarau yang berlangsung antara Mei hingga September. Pengunjung bisa menikmati hamparan pemandangan kebun teh dengan cara yang tidak biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembah perkebunan teh yang hijau bergelombang di sekeliling bukit bisa dijelajahi dari angkasa dengan terbang tandem paralayang. Melayang sejenak seperti burung, pengunjung bakal mengalami sensasi yang spesial. Klub paralayang Elang Mas menyiapkan enam orang penerbang atau pilot yang punya kualifikasi dan lisensi khusus untuk terbang tandem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua dan pelatih klub Anwar Permana mengatakan, jadwal terbang tandem bagi wisatawan berlangsung Sabtu hingga Ahad di hari yang cerah tanpa rintik hujan. Pada dua hari di akhir pekan itu, anggota klub juga berlatih terbang dari pagi hingga sore untuk mengasah kemampuan pendaratan di sebuah lapangan yang menjadi lokasi target.
Bukit Santiong sejak beberapa tahun terakhir ini telah menjadi salah satu lokasi paralayang di Jawa Barat. Selain dipakai untuk berlatih, tempat itu juga dipakai untuk gelaran lomba seperti Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat.
“Di sini ketinggian terbangnya memadai dan tempat pendaratan hampir tidak ada rintangan pohon,” ujarnya saat ditemui di Bukit Santiong, Sabtu, 27 Juli 2024.
Syarat Terbang Tandem
Di hari itu ada empat orang wisatawan yang dibawa terbang tandem. Biasanya menurut Anwar, peminatnya lebih banyak ketika Ahad. Sebelum terbang, pengunjung diminta untuk mendaftar dan mengisi formulir. Syarat lain terkait kondisi tubuh yaitu sehat jasmani dan mental. “Kalau punya penyakit jantung nggak boleh terbang tandem,” kata Anwar.
Menurutnya, wisatawan yang bisa diajak terbang tandem mulai dari umur sepuluh tahun. Mengandalkan tiupan bayu yang bisa datang dari berbagai arah, kecepatan angin untuk terbang paralayang di tempat itu menurut Anwar berkisar antara 15-20 kilometer per jam. Adapun ketinggian lokasi take-off sekitar 1.100 meter dari permukaan laut.
Tarif untuk sekali terbang tandem paralayang dipatok Rp 400 ribu untuk warga negara Indonesia, dan Rp 500 ribu bagi warga negara asing. Lokasi Bukit Santiong tidak terlalu jauh dari tempat pemandian air panas Ciater, Subang. Di sekitarnya juga terdapat beberapa lokasi wisata mulai dari tempat makan, vila, serta taman wisata air.
Pilihan Editor: 4 Pilihan Destinasi Wisata di Subang untuk Menemani Akhir Pekan