Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Desa Harus Jadi Basis Penyelesaian Masalah Kependudukan

Jawa Barat akan mendorong agar 5.635 desa menjadi basis perjuangan BKKBN.

29 Agustus 2018 | 13.07 WIB

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, memberikan sambutan dalam acara seminar kependudukan yang digelar BKKBN Jabar di Bandung, Selasa, 28 Agustus 2018. (dok Pemprov Jabar)
Perbesar
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, memberikan sambutan dalam acara seminar kependudukan yang digelar BKKBN Jabar di Bandung, Selasa, 28 Agustus 2018. (dok Pemprov Jabar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO JABAR– Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat akan menjadikan desa sebagai basis untuk menyelesaikan permasalahan kependudukan. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa meminta pemerintah desa mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keluarga berencana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Selain itu, kata dia, masyarakat perlu diberi pencerahan soal kesehatan ibu dan anak serta peningkatan ekonomi masyarakat desa. Pihaknya akan mendorong agar 5.635 desa menjadi basis perjuangan BKKBN. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Masing-masing desa membantu terhadap program KB. Dalam APBD anggaran belanja desa, bantuan keuangan, baik itu dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, cukup meningkat,” kata Iwa setelah menghadiri seminar kependudukan yang digelar BKKBN Jawa Barat di Bandung, Selasa, 28 Agustus 2018.

Iwa menuturkan, saat ini, baru 15 persen desa di Jawa Barat yang mengalokasikan anggaran untuk kependudukan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan  membantu BKKBN meningkatkan kualitas  sumber daya manusia di desa. BKKBN akan menyeleksi 2.000 tokoh masyarakat desa menjadi penyuluh KB dan anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 27 miliar.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso mengatakan tokoh masyarakat atau ulama sangat berperan dalam mengendalikan penduduk. Mereka efektif mencegah terjadinya pernikahan di bawah umur.

“Para tokoh ini diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat,” ujar Teguh.

Teguh juga menjelaskan, pernikahan di bawah umur banyak terjadi di Jawa Barat bagian selatan. “Permasalahan fertilitas di Jabar Selatan disebabkan usia kawin yang masih muda,” katanya.

Dia optimistis target fertilitas kembali turun di angka 2,2 pada 2019 mendatang akan tercapai. “Insya Allah kalau komitmennya seperti yang disampaikan Pak Sekda, akan tercapai, apalagi Pemda Provinsi Jawa Barat mengalokasikan anggaran kepada 2.000 tenaga penggerak desa,” tuturnya. (*)

Esra Dopita Meret

Esra Dopita Meret

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus