Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), terus menghadirkan inovasi sebagai bagian dari upaya menciptakan pendidikan tinggi keagamaan Islam yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai salah satu pilar pendidikan di Indonesia, Direktorat PTKI menaungi 59 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan 848 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS). Hingga tahun 2024, berbagai capaian telah dicatat, yang semakin mendekatkan direktorat ini pada visinya, yaitu mewujudkan pendidikan tinggi keagamaan Islam yang berkualitas, inklusif, dan berdaya saing untuk mencetak generasi unggul yang berintegritas dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Direktur PTKI, Ahmad Zainul Hamdi, tahun 2024 menjadi tonggak sejarah bagi Direktorat PTKI, di mana sebanyak 27 PTKIN berhasil meraih akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Ia menyebut bahwa capaian ini merupakan hasil dari komitmen kuat untuk meningkatkan layanan pendidikan tinggi yang bermutu. "Apakah angka ini akan berhenti di sini? Tentu tidak. Angka ini akan terus meningkat. Keunggulan PTKIN di dalam negeri akan terus kami dorong, dan kami memastikan semua PTKIN di bawah Direktorat PTKI menjadi perguruan tinggi yang unggul secara nasional," ujarnya di Jakarta, Senin, 17 Desember 2024.
Capaian ini mencerminkan lompatan besar, mengingat pada tahun 2022 hanya tujuh PTKIN yang memiliki akreditasi unggul. Dalam dua tahun terakhir, jumlah tersebut meningkat hingga mencapai 27 PTKIN pada akhir 2024. Beberapa di antaranya meliputi UIN Yogyakarta, UIN Malang, UIN Surabaya, UIN Bandung, hingga UIN Jambi. Hal ini tidak hanya menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam, tetapi juga membuktikan kepercayaan publik terhadap kualitas PTKIN.
Selain di tingkat nasional, Direktorat PTKI juga mulai mengukir prestasi di level internasional. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil masuk ke peringkat 751-800 dalam Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS-WUR) untuk kawasan Asia, sementara UIN Malik Ibrahim Malang menempati peringkat 901 di level yang sama. Pencapaian ini, menurut Ahmad Zainul Hamdi, adalah langkah awal menuju reputasi yang lebih besar, terutama di kawasan Asia Tenggara. Untuk mendukung langkah tersebut, Direktorat PTKI telah memulai proyek percontohan internasionalisasi bagi delapan UIN lainnya, yang diharapkan mampu mengikuti jejak pendahulunya.
Dalam mewujudkan target ini, Direktorat PTKI meluncurkan berbagai program strategis, termasuk peningkatan akreditasi program studi internasional (AUN-QA), mendorong publikasi ilmiah yang terindeks secara global, meningkatkan kuota sertifikasi dosen, hingga menyediakan beasiswa bagi mahasiswa asing.
Salah satu inovasi besar yang turut mendukung visi ini adalah peluncuran Siladiktis, sebuah sistem informasi digital yang terintegrasi dengan Pusaka SuperApp milik Kementerian Agama. Melalui sistem ini, layanan Direktorat PTKI dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana saja. "Kami ingin memastikan bahwa layanan tidak lagi bertele-tele. Semua layanan kini dapat diakses hanya melalui satu pintu, yaitu Siladiktis," ujar Ahmad Zainul.
Dengan Siladiktis, diharapkan setiap misi dan target menuju World Class University dapat berjalan beriringan dengan cepat, dimana civitas akademika PTKI dapat memperoleh layanan secara terpadu, mulai dari perizinan, ketenagaan, beasiswa, bantuan, penelitian hingga MBKM.
Tidak hanya itu, Direktorat PTKI juga mencatat tonggak sejarah baru dengan lahirnya Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) pada 21 Mei 2024. Institusi ini menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam berbasis siber pertama di Indonesia, yang memungkinkan akses pendidikan tinggi secara daring tanpa batasan jarak dan waktu. Dengan dukungan infrastruktur seperti studio digital, data center, serta dosen dan pengelola bersertifikat, UINSSC diharapkan mampu menjangkau masyarakat di pelosok negeri yang membutuhkan pendidikan tinggi berkualitas.
"Direktorat PTKI pada akhirnya dalam sejarah mampu melahirkan Universitas Islam Negeri Siber pertama kali Cyber Islamic University, itu adalah UIN Cirebon, dia adalah satu-satunya dan pertama kali menjadi Islamic Cyber University di lingkungan PTKIN," kata Ahmad Zainul.
Melalui Prodi PJJ PAI, UINSSC kini menghadirkan jenjang pendidikan S1 dan S2 tanpa batasan jarak dan waktu dengan metode pembelajaran daring. Hal ini didukung dengan fasilitas yang mumpuni, diantaranya 14 aplikasi pendukung pembelajaran, 154 dosen bersertifikat CMCC dan CCCCC, dan 45 instruktur dan pengelola PJJ yang tersertifikasi. Selain itu, UINSSC juga memiliki 9 unit studio dan data center yang didukung dengan peralatan canggih yang disediakan khusus untuk mendukung aktivitas belajar dan mengajar.
Untuk mendukung kebutuhan mahasiswa, Direktorat PTKI juga mengalokasikan anggaran besar melalui program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), dengan total mencapai Rp1,1 triliun. Selain itu, beasiswa reguler untuk pendidikan dalam dan luar negeri mencapai Rp518,7 miliar. Tidak hanya itu, anggaran sebesar Rp62,5 miliar juga dialokasikan untuk mendukung penelitian, publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan dana tersebut, lebih dari 500 judul penelitian diberikan kepada dosen PTKIS, dan 135 judul kepada dosen PTKIN, yang diharapkan dapat meningkatkan kontribusi PTKIN di tingkat global.
Pada tahun 2023, jumlah mahasiswa PTKI mencapai 1.026.189 mahasiswa pada jenjang S1 dan S2, baik negeri maupun swasta. Tingginya animo masyarakat terhadap pendidikan tinggi keagamaan Islam ini semakin mengukuhkan semangat Direktorat PTKI untuk terus berinovasi. (*)