Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang guru pasti ingin terus dapat memberikan pendidikan bermutu untuk semua masyarakat Indonesia. Salah satunya, Trisniati, seorang guru Sekolah Dasar Negeri Labuhan 1 Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, ini, yang sudah mengabdi selama 15 tahun di daerah pesisir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya telah banyak belajar dan berkembang. Awalnya, saya harus beradaptasi dengan kondisi yang sangat berbeda. Namun, tantangan justru menjadi motivasi bagi saya untuk terus berinovasi. Bersama siswa, kami berhasil menciptakan berbagai program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar perempuan kelahiran 1987 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baginya, mengajar di daerah pesisir menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Selain menyampaikan materi pelajaran, dirinya juga berusaha untuk membawa anak-anak belajar langsung dari alam. “Kami sering mengadakan kegiatan belajar di pantai, mengamati biota laut, atau mengunjungi nelayan untuk belajar tentang cara mengolah hasil tangkapan laut. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna bagi mereka,” kata Finalis Guru Inspiratif Nasional 2022 ini.
Semangat Trisniati dalam mengajar berasal dari keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Meskipun fasilitas sekolah tidak selengkap di kota, dirinya yakin bahwa setiap anak memiliki potensi yang luar biasa. “Dukungan keluarga, sesama guru, kepala sekolah, dan terutama semangat belajar siswa-siswa menjadi motivasi terbesar saya,” ujar perempuan asli Malang ini.
Salah satu inovasi yang Trisniati lakukan adalah proyek Teklok. Proyek ini menggabungkan teknologi informasi dengan kearifan lokal untuk membantu nelayan dalam mengeringkan ikan. “Siswa belajar membuat alat pengukur kelembaban sederhana dan membangun website untuk berbagi informasi” ujarnya.
Menurur dia, proyek ini tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif serta peduli terhadap lingkungan. Tujuan utama proyek ini adalah meningkatkan kualitas hasil tangkapan nelayan melalui pemanfaatan teknologi sederhana. Siswa-siswa merancang dan membuat alat pengukur kelembaban yang dapat membantu nelayan menentukan kondisi optimal untuk mengeringkan ikan.
“Dengan alat ini, nelayan dapat memastikan kapan waktu yang tepat untuk mengeringkan ikan. Selain itu, proyek Teklok juga bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap sains dan teknologi, dan menanamkan konsep yang bermakna dan menyenangkan, mereka akan paham sebenarnya untuk apa mereka belajar tentang konsep penguapan, serta memberdayakan masyarakat pesisir untuk bekerja sama menciptakan inovasi-inovasi baru yang berkelanjutan,” kata guru kelas 4 ini.
Dalam membuat proyek ini, Trisniati langsung terjun ke masyarakat dan mempelajari bahasa serta budaya daerah pesisir. Bahkan, menjadikan nelayan sebagai sahabat dan orangtua kedua bagi anak-anak di sekolah. “Hingga akhirnya tercipta inovasi Teklok yang berawal dari keluhan nelayan yang kesulitan menentukan waktu yang pas untuk menjemur ikan asin mereka. Perubahan iklim dan ketidakpastian cuaca menjadi salah satu penyebabnya,” ujar Pemenang terbaik 2 tingkat Provinsi Jawa Timur dalam Apresiasi GTK Inovatif Guru SD 2023.
Dia pun selalu berusaha melibatkan siswa dalam mencari solusi tersebut. Dengan begitu, para siswa merasa memiliki tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. “Akhirnya bangga sekali ketika hal kecil melalui pembelajaran proyek tersebut dapat membantu nelayan. Ini bukan akhir dari perjalanan saya. Saya akan terus belajar dan berinovasi untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik saya” kata peraih Juara 1 Guru Inovatif SD Provinsi Jawa Timur. (*)