Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Perpustakaan Setjen MPR berkeinginan untuk menjadi sumber referensi ketatanegaraan bagi masyarakat. Untuk itu banyak hal yang perlu dibenahi.
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Indro Gutomo saat menerima 30 mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Julii 2023. Kegiatan bertajuk ‘Penyuluhan Perpustakaan’ itu dilaksanakan di Gedung Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.
“Pertama, mengupayakan digitalisasi perpustakaan, e-library. Kedua, melakukan penyuluhan kepada pelajar, mahasiswa, guru, serta pengunjung perpustakaan,” kata dia. Ketiga, lanjut dia, melakukan pengenalan perpustakaan MPR kepada setiap delegasi yang menjadi tamu MPR. Keempat, restrukturisasi organisasi. “Mengubah pegawai yang sebelumnya pegawai struktural menjadi fungsional.”
Saat ini, kata Indro, MPR banyak menerima delegasi dari berbagi sekolah dan kampus serta kelompok masyarakat. Mereka datang ke MPR untuk mengenal lebih jauh tentang tugas dan wewenang lembaga ini.
“Nah, selepas kegiatan itu, kita dorong mereka berkunjung ke perpustakaan, apalagi saat ini koleksi buku perpustakaan MPR RI sangat memadai, khususnya mengenai sejarah MPR RI dari masa ke masa, maupun risalah amandemen UUD 1945,” ujarnya. “Setiap delegasi yang berkunjung, kita wajibkan singgah di perpustakaan.”
Langkah-langkah di atas menurut Indro Gutomo merupakan cara agar Perpustakaan MPR keberadaannya mampu menjadi sumber referensi masyarakat khususnya terkait ke-MPR-an dan ketatanegaraan. “Kita sedang berkembang ke sana dan proses-proses akteditasi sedang kita upayakan,” ujar alumni Fakultas Hukum UGM itu. “Hasil akhirnya kita ingin perpustakaan ini menjadi perpustakaan yang besar dan mandiri.”
Perpustakaan MPR, kata dia, masih semi mandiri, belum seperti perpustakaan besar lainnya. “Cita-cita kami adalah menjadikan Perpustakaan MPR menjadi perpustakaan besar dan mandiri.
Menurutnya, banyak tantangan untuk menjadikan Perpustakaan MPR seperti di atas. Digitalisasi perpustakaan misalnya tentu membutuhkan kreativitas.Saat ini banyak aplikasi yang senada. Untuk itu perlu dibuat aplikasi yang canggih agar pengunjung semakin banyak. “Pastinya hal demikian membutuhkan anggaran.”
Menjadi pustakawan yang handal menurut Indro Gutomo sama seperti menjadi profesi-profesi yang professional lainnya. Semua profesi yang handal dikatakan harus memiliki tiga kecerdasan, yakni kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional.
Pustakawan yang handal selain memiliki pengetahuan tentang pengelolaan pustaka, tetap harus diimbangi dengan Kecerdasan lainnya, agar seimbang. Bila tiga hal itu seimbang maka apapun yang dilakukan oleh seorang profesi akan berhasil termasuk pustakawan.
Selain Indro, narasumber lainnya adalah Yusniar selaku pustakawan madya dan Titin Hartini selaku pustakawan muda. Kedua Pustakawan MPR RI ini menjelaskan mengenai kondisi perpustakaan MPR saat ini serta perpustakaan digital yang dapat didownload di android.
Yusniar menyebut perpustakaan yang dipimpinnya mempunyai visi, terwujudnya perpustakaan sebagai pusat layanan koleksi sumber daya informasi legislatif yang layak, lengkap, akurat, dan terbuka. Acara penyuluhan yang dibuka oleh Plt. Administrasi sekaligus Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah ini berlangsung interaktif dengan dipandu oleh moderator Satria Yudha. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini