Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota Probolinggo memiliki potensi pariwisata yang menarik. Di daerah yang berjuluk “Kota Mangga” ini terdapat Pantai Permata, Mata Air Sentong atau Ranu Sentong, budaya Karapan Sapi Brujul, Gereja Merah, wisata kampung batik, hingga aneka kuliner tradisionalnya yang menggugah selera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjabat Wali Kota Probolinggo, Taufik Kurniawan bertekad mengembangkan Kota Probolinggo sebagai kota wisata terpadu atau Integrated Tourism City. Wisata terpadu yang dia maksud adalah dengan menghubungkan berbagai destinasi wisata alam, budaya, dan sejarah yang ada di sekitar kota. Adapun penerapannya melalui paket wisata dan situs-situs sejarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami membenahi infrastruktur pendukung wisata, seperti penginapan, pusat informasi pariwisata, perbaikan aksesibilitas ke destinasi wisata, dan mendorong promosi pariwisata,” kata Taufik kepada Tempo di kantornya, pada Rabu, 4 Desember 2024. Dia bercita-cita Kota Probolinggo populer sebagai kota yang mampu menjadikan pariwisata sebagai pilar utama perekonomian lokal.
Selain pariwisata, Taufik ingin menjadikan Kota Probolinggo sebagai kota hijau atau green city, yang ramah lingkungan dan memperhatikan pembangunan berkelanjutan. Wujud dari program ini, antara lain pengelolaan sampah, penghijauan, dan penerapan energi terbarukan. “Kota ini dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam hal pengelolaan lingkungan dan energi,” kata Taufik.
Bahkan untuk kedua kalinya, Kota Probolinggo meraih penghargaan We Love Cities (WLC) karena memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Dengan program ini, Taufik melanjutkan, Probolinggo bisa dikenal sebagai kota yang berhasil mengintegrasikan pembangunan kota dengan keberlanjutan lingkungan, menciptakan ruang hijau yang lebih banyak, dan menjadi percontohan dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Inovasi lain yang dihadirkan Taufik untuk Kota Probolinggo adalah teknologi digital melalui Probolinggo Smart City. Taufik menjelaskan, program ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Cakupannya meliputi pengembangan infrastruktur digital, sistem transportasi pintar, e-government, dan peningkatan akses internet di seluruh kota,” kata Taufik. Intinya, dia melanjutkan, bagaimana keberadaan teknologi digital mampu memudahkan berbagai pelayanan publik, meningkatkan efisiensi tata kelola pemerintahan, serta menarik investor dan start-up teknologi.
Mengenai keberadaan Pelabuhan Tanjung Tembaga, Taufik mengatakan akan memanfaatkan pelabuhan tersebut sebagai sentra logistik ke seluruh wilayah Jawa Timur dan luar Pulau Jawa. Pelabuhan ini dapat menjadi titik utama distribusi untuk produk pertanian, perikanan, dan manufaktur lokal. Pelabuhan ini, menurut dia, juga dapat menjadi hub untuk mengekspor produk lokal ke pasar internasional. Adapun produk unggulan Kota Probolinggo yang kerap diekspor, yakni aneka produk pertanian, seperti buah dan sayur; produk makanan olahan; dan hasil kerajinan lokal.