Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keren, Dua Shopping Mall Modern Daur Ulang Air untuk Flushing Toilet

Gandaria City dan Kota Kasablanka banyak menekankan pada efisiensi desain struktur material, energi, air, dan ketersediaan ruang terbuka hijau.

16 Oktober 2018 | 17.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Belum banyak bangunan di Jakarta menaruh perhatian pada konsep green building. Namun tidak halnya dengan dua Kawasan Superblok, Gandaria City dan Kota Kasablanka. Kedua superblok yang dioperasikan oleh Pakuwon Group itu telah banyak menekankan pada efisiensi desain struktur material, energi, air, dan ketersediaan ruang terbuka hijau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Kota Kasablanka sekaligus Direksi Pakuwon Group Irwan Sendjaja mengungkapkan, “Kami mengikuti standar penilaian bangunan hijau (green building) dari Building and Construction Authority (BCA) Singapura. Untuk efisiensi penggunaan air, Gandaria 8 dan Mall Kota Kasablanka telah menggunakan sistem recycle air limbah sebagai air guyuran (flushing) toilet. Efisiensi lainnya dengan penggunaan keran dengan sensor tangan, sehingga pemakaian air dapat dimonitor, “ ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irwan menuturkan, “Kebutuhan air untuk membersihkan diri setelah buang air sebesar 12 sampai 15 liter, sedangkan kebutuhan mengguyur (flushing) lebih besar lagi yaitu sampai 35 liter setiap toliletnya. Untuk kebutuhan wastafel, setiap orang sebesar dua sampai tiga liter. Nah, kebutuhan flushing toilet yang tidak terjamah manusia ini kami penuhi dari daur ulang air limbah,” ungkapnya.

Irwan memaparkan, selama ini kebutuhan air bersih di dua kompleks tersebut telah terpenuhi dari jaringan perpipaan PALYJA. Kebutuhan air bersih di Gandaria City Superblok mengalami peningkatan, yaitu pada 2015 sebesar 39.253 meter kubik perbulannya menjadi 41.903 meter kubik pada 2018. Dari kebutuhan air di Gandaria City Superblok sebesar 1000 meter kubik perharinya, seluruhnya didaur ulang melalui Sewage Treatment Plant (STP) dengan sistem extended aeration, yaitu mengolah air limbah secara biologis.

Sistem ini menciptakan kondisi pengembangbiakan bakteri, kemudian melalui proses penguraian zat pencemar menjadi air bersih yang memenuhi standar Permenkes RI. Dari produksi daur ulang air 600 meter dihasilkan 400 meter kubik untuk kebutuhan cooling tower, dan sisanya untuk penghijauan serta flushing toilet.

Sedangkan di tempat terpisah, kebutuhan air bersih di Kota Kasablanka Superblok mengalami peningkatan lebih dari tiga kali lipat dari 2012 yang hanya 11.440 meter kubik perbulannya menjadi 40.748 meter kubik perbulan  pada 2017.

“Ini menjadi konsen dari pengelola Kota Kasablanka untuk melakukan efisiensi dari peningkatan konsumsi air. Efisiensi air kami lakukan dengan mendaur ulang air limbah buangan dengan mengembangkan STP yang lebih advanced, yaitu dengan sistem rotasi membran dari Kubota Jepang berkapasitas 2000 kubik perhari,” tutur Irwan Sendjaja, yang juga merupakan President Building Owners and Manager Association (BOMA) Indonesia.

Kelebihan sistem rotasi membran ini adalah tidak memerlukan tempat yang luas, dan pemeliharaannya sangat mudah. Sebagai contoh, pada sistem konvensional extended aeration,  pemberian oksigen ke dalam cairan dengan mengunakan blower. Ini membutuhkan ruang yang lebih besar. Dalam setahun, Kota Kasablanka melakukan empat kali pengurasan dua ground tank air  untuk membuang endapan pasir dan menjamin sterilisasi instalasi pengolahan air tersebut.
Konservasi air lainnya, dengan adanya sumur resapan dan tersedianya ruang terbuka hijau. Pada  Gandaria City Superblok seluas 7,6 hektare, terdapat 45 sumur resapan, dan dua sumur dalam (deep well).  Sedangkan pada Kota Kasablanka untuk luasan 11 hektare, terdapat 35 titik sumur resapan, dan lima sumur dalam. Sedangkan ruang terbuka hijau telah mencapai 30 persen dari total luasan dua superblok tersebut.

Saat ini Gandaria City Superblok telah menjadi gedung pertama yang mendapatkan  Green Mark dari BCA dengan sertifikat gold untuk efisiensi energi dan efisiensi air pada 2011. Sementara itu, Kota Kasablanka sebagai “The New Shopping Destination” dalam proses memenuhi persyaratan green building

Langkah efisiensi energi antara lain dengan pemasangan kaca ganda (double glassing) di Gandaria 8 dengan ketebalan 15 milimeter. Fungsinya, kaca dapat menyerap panas tanpa masuk ruangan, sehingga mengurangi penggunaan AC. "Dengan kaca seperti itu dapat menekan biaya listrik yang harus dibayarkan karena pemakaian AC di seluruh ruangan. Pemakaian kaca ganda juga dapat meredam polusi suara bising dari jalan raya," ungkap Irwan.

Selain itu, pemanfaatan sampah-sampah organik seperti dedaunan, diolah lebih lanjut dalam kompos bin, kemudian dicampur dengan cairan kimia, dibusukkan, dan airnya menjadi pupuk untuk tanaman.

Kawasan Gandaria City Superblok terdiri dari Mall Gandaria City, dua tower kondominium Gandaria Heights, satu tower perkantoran Gandaria 8, dan hotel bintang lima Grand Sheraton Jakarta. Sementara itu, Kawasan Kota Kasablanka Superblok terdiri dari satu pusat perbelanjaan setinggi 6 lantai, dua tower perkantoran Eightyeight@Kasablanka dan empat tower apartemen setinggi 32 lantai. (*)

 

 

Charles

Charles

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus