Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua MUI Kritik Perusahaan Terafiliasi Israel yang Beri Bantuan ke Palestina

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim menilai, bantuan kemanusiaan dari perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel untuk Palestina hanyalah bentuk kamuflase.

7 Maret 2025 | 11.10 WIB

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi Syekh Palestina di Kantor MUI, Jakarta, Minggu, 10 Maret 2024. ANTARA/Bayu Pratama S
Perbesar
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi Syekh Palestina di Kantor MUI, Jakarta, Minggu, 10 Maret 2024. ANTARA/Bayu Pratama S

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim menilai, bantuan kemanusiaan dari perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel untuk Palestina hanyalah bentuk kamuflase.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Itu jadinya hanya kamuflase. Kalau sekali mendukung Palestina, harus genuine tidak melakukan bisnis dengan Israel dalam bentuk apapun,” ujarnya dalam acara Taujihat Palestina bertema "Membasuh Luka Palestina 2025", di Jakarta, pada Selasa, 5 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

MUI bersama Baznas dan berbagai organisasi filantropi serta pejuang kemanusiaan di Indonesia, terus menyerukan aksi boikot terhadap produk-produk Israel serta perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan negara tersebut.

Sudarnoto menilai, aksi boikot menjadi semakin relevan karena menurutnya Israel terus melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. “Hingga saat ini selalu saja ada upaya-upaya dari pihak Israel untuk mengkhianati perjanjian gencatan senjata dengan Hamas,” tegasnya.

Tak hanya itu, Sudarnoto memaparkan laporan dari Al Jazeera yang menunjukkan bahwa meski kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025, militer Israel tetap melancarkan serangan yang menewaskan setidaknya 124 warga Palestina di Gaza. Bahkan, memasuki awal Ramadan, pihak Israel, kata Sudarnoto, memutuskan untuk menutup jalur bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, memperburuk kondisi masyarakat di sana.

“Jadi, saya kira aksi boikot masih sangat relevan untuk menekan Israel dan para pendukungnya,” ujarnya. “Dampak boikot ini cukup terasa karena sumber-sumber pendapatan ekonomi yang diharapkan dari perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel menjadi turun, sehingga dukungan finansial melemah.”

Adapun aksi boikot ini juga didukung oleh Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 dan terus diperkuat dalam musyawarah kerja nasional MUI.

Salah satu lembaga yang aktif dalam kampanye boikot adalah Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI). Mereka telah mengidentifikasi 10 produk utama yang diduga memiliki hubungan bisnis dengan Israel. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konflik di Palestina, seruan boikot ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam melemahkan dukungan ekonomi terhadap Israel. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus