Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luncurkan Video, BPIP Gelorakan Salam Pancasila

Salam Pancasila bukan untuk menggantikan salam keagamaan.

11 Januari 2023 | 16.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala BPIP Prof. Drs. K.H Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meluncurkan video pendek Salam Pancasila berdurasi 5 menit 30 detik melalui kanal Youtube BPIP https://bit.ly/salampancasilabpip. Tujuannya untuk mengenalkan makna “Salam Pancasila” sebagai salam perekat dan pemersatu bangsa ke masyarakat luas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala BPIP Prof. Drs. K.H Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D menegaskan mengenai Salam sebagai perilaku terpuji yang dianjurkan oleh semua agama. “Karena itu dalam berbagai tradisi keagamaan, salam adalah bagian penting,” ujarnya, Selasa, 10 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, di tengah keragaman tradisi salam di berbagai agama dan budaya Indonesia, sangat penting memiliki tradisi salam yang melintasi batas-batas kultural demi memperkokoh persatuan bangsa. Karena itu, Salam Pancasila patut menjadi salam perantara atau saluti franca.

Ia juga menjelaskan Salam Pancasila merupakan salam yang diadaptasi dari Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Soekarno tak lama setelah kemerdekaan Indonesia.  Salam merdeka dipekikkan untuk mengingatkan bahwa kita bangsa merdeka dan tidak mau dijajah lagi.  

Salam Pancasila, dikenalkan oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan pada acara kegiatan penguatan Pendidikan Pancasia di Istana Bogor pada tanggal 12 Agustus 2017.  

Saat itu turut hadir adalah Presiden Joko Widodo dan anggota Dewan Pengarah BPIP (saat itu masih bernama Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP PIP) yaitu Jenderal (Purn) Try Sutrisno, Prof. Ahmad Syafii Maarif dan Prof Mahfud MD.

Megawati mengajak hadirin untuk mempraktikkan Salam Pancasila dengan mengangkat tangan kanan di atas pundak dan berjarak sejengkal dari dahi kanan dengan jari-jari rapat. Gerakan harus sedikit menghentak lalu menyeru dengan lantang “Salam Pancasila”.

Ia menegaskan Salam Pancasila bukan untuk menggantikan salam keagamaan. “Tujuan utama salam Pancasila adalah salam kebangsaaan untuk menghormati semua warga negara dari berbagai latar belakang agama, budaya apapun sesuai dengan spirit Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.  

 

Buku Salam Pancasila

Sebagai informasi, selain video pendek, BPIP juga meluncurkan buku hasil karya Khoirul Anam yang berjudul “Salam Pancasila Sebagai Salam Kebangsaan: Memahami Pemikiran Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi M.A., Ph.D.”

Ia mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPIP Drs. K.H. Yudian Wahyudi M.A., Ph.D, karena telah memberikan kesempatan untuk menulis buku tentang salam Pancasila yang pernah menjadi kontroversi beberapa tahun lalu.  

Khoriul menjelaskan, setelah mengkaji secara kualitatif dengan analisis deskriptif yang mendalam, komperhensif, ilmiah menggunakan teori-teori ushul fikih, sosiologi, sejarah dan filsafat hukum islam tersebut makna "Salam Pancasila" tidak seperti yang di framing oleh oknum orang-orang yang tidak bertanggung jawab.  

Menurutnya, maksud Salam Pancasila adalah sebagai salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa mengenal perbedaan agama, suku dan tradisi kedaerahan. "Salam Pancasila" di gunakan di ruang publik yang lawan bicaranya atau audiensinya terdiri dari berbagai agama" ujarnya.  

Ia bahakan menyayangkan dengan kritikan-kritikan atau tuduhan yang terindikasi dibawa ke ranah isu-isu yang tidak produktif.  "Saya berharap masyarakat bisa memahami makna dan perbedaan ‘Salam Pancasila’ dan salam kegamaan,” katanya.  

Wakil Kepala BPIP Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum juga mengapresiasi buku ini. Menurutnya, buku 141 halaman tersebut dapat membantu mensosialisasikan Salam Pancasila kepada seluruh masyarakat Indonesia. Ia pun berharap Salam Pancasila dapat dibiasakan dalam setiap pertemuan atau kegiatan di instansi-instansi kementerian atau lembaga. 

“Dengan membiasakan dan memasyarakatkan ‘Salam Pancasila’ ini, pada hakekatnya, merupakan simbol dalam upaya membumikan dan mensosialisaskan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan masyarakat,” kata dia.

Hal senada dikatakan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. Pihaknya akan terus ikut serta mensosialisasikan "Salam" Pemersatu bangsa tersebut. Menurutnya bangsa Indonesia yang terdiri dari masyarakat majemuk dari segi agama, suku, bahasa dan tradisi harus tetap menjadi satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia. (*)

 

 

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus