Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL–Waikabubak. Nama yang tak asing bagi para penjelajah keindahan negeri, juga petualang alamsejati. Waikabubak adalah ibukota Kabupaten Sumba Barat, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi salah satu destinasif avorit di tanah Sumba nan eksotis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, pandemi Covid-19 yang menghantam industri pariwisata hampir di seluruh dunia, berimbas pula di sini. Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade, membenarkan. “Paling terdampak sector pariwisata. Daerah kami sebagai salah satu tujuan wisata, berkurang sekitar 70-80 persen. Belum ada PCR satu tahun pertama, harus terbang ke Kupang untuk PCR. Tapi saat ini sudah ada,” ujar Yohanis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bupati Yohanis, tentu merasakan kesulitan yang dirasakan rakyatnya. “Terkait ekonomi masyarakat cukup terasa, karena Sumba Barat adalah daerah baru yang mulai berkembang dengan anggaran terbatas,” ujar bupati yang dilantik pada 26 April 2021ini.
Daya tarikwisata Sumba Barat selain keindahan pantainya adalah keberadaan kampung wisatanya, batu kuburan megalitik berusia ribuan tahun, dan keunikan Waikabubak. Waikabubak adalah kota di dalam desa, desa di dalam kota. “Kota ini dikelilingi oleh desa, dan desa ini ada ditengah kota juga. Kampung yang paling menarik adalah Kampung Prai Ijing,” kata sang Bupati.
Itu sebabnya, untuk mengembalikan geliat pariwisata, secara bertahap Pemerintah Kabupaten Sumba Barat akan menjaga pertumbuhan ekonomi dengan melakukan berbagai langkah. Pertama,menerapkan ketat protokol kesehatan. “Daerah kami ini sudah daerah hijau.Segala infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi mulai disiapkan, diantaranya jalan-jalan menuju tempat pariwisata,” ujar Yohanis.
Kedua, sektor pendidikan. Pembelajaran tatap muka yang sempat dilakukan dengan sistemonline, mengalami keterbatasan karena tidak semua anak di Sumba Barat memiliki perangkatnya. “Jadi guru-guru turun gunung untuk bisa melayani sekolah tatap muka,” katanya.
“Saya sampaikan kepada seluruh aparatur saya, tidak ada waktu lagi untuk kita berjalan cepat, kita harus berlari kencang.Berlari cepat untuk mengejar ketertinggalan dua tahun ini. Saya pun berharap agar seluruh aparatur mau bekerja tulus dan jujur, melayani masyarakat dengan hati,” kata nya.Sektor pendidikan menjadi salah satu fokus BupatiYohanis, karena sumberdaya manusia (SDM) harus dibentuk dahulu, sebelum sektor lainnya dikembangkan.
Sektor pertanian adalah fokus berikutnya. Jika sebelumnya pertanian diolah secara tradisional, kini menggunakan teknologi modern. Sesuai potensi sumberdaya alamnya, lahan baru untuk sektor pertanian dengan luas hampir 1.000 hektare di enam kecamatan, akan dibuka di Sumba Barat. Pembukaan lahan tersebut dilandasi upaya memanfaatkan lahan-lahan tidur yang sebenarnya potensial, untuk dibudidayakan dengan tanaman jagung, padi, kacang-kacangan, serta tanaman hortikultura.
“Di Sumba Barat ada daerah penghasil cokelat terbaik di dunia, industri kecil dengan lahan perkebunan yang luasnya sekitar 800 ha.Dikelola investor untuk Hak Guna Usaha, ini menyerap tenaga kerja warga Sumba Barat. Investor juga membantu untuk membangun sekolah,” kata Yohanis.
Tentunya, sederet potensi Sumba Barat ini harus didukung dengan infrastruktur yang memadai, agar berjalan lancar. Contohnya, banyak kawasan hutan yang hancur saat pemindahan kewenangan dari Dinas Kabupaten menjadi Dinas Provinsi.
“Untuk memperbaikinya, Dinas Kabupaten mengambil sikap, salah satunya melakukan penanaman di kawasa nperhutanan. Tujuh bulan lalu Sumba Barat masih dikenal sebagai daerah kotor dan gelap.Saat ini sudah bersih dan terang berkat kerjasama dengan pemerintah desa dan warga, serta dukungan pemerintah pusat,” ujar Yohanis.
Kedepan, Yohanis berharap, bisa terwujud kampung-kampung yang memiliki homestay menyatu dengan alam dan budaya tradisional setempat. “Karena masyarakat pendatang pasti akan lebih tertarik,” katanya optimistis.Dan karena salah satu yang harus dipacu untuk percepatan pembangunan adalah pariwisata, maka Pemerintah Pusat diharapkan membantu pembangunan berbagai infrastruktur, seperti jalan, bendungan, embung (untuk menampung air hujan, karena Sumba Barat daerah kering), demi percepatan pembangunan di segalasektor. (*)