Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL -- Seluruh generasi milenial diharapkan tampil sebagai generasi yang tangguh menghadapi tantangan di masa depan. Kaum muda dapat menempa diri dengan belajar dari hambatan dan kegagalan yang dilalui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tantangan tidak akan berhenti. Tantangan akan berakselerasi, tetapi saya tidak belajar dari kesuksesan, melainkan dari kegagalan dan kesulitan. Kegagalan, konflik dan tantangan lain hingga seolah tidak ada lagi harapan. Justru pada momen itulah karakter harus bersinar. Kalau kita bisa survive, pasti kurva pertumbuhan sebagai pemimpin lebih cepat,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim dalam Indonesia Outlook 2021 yang digagas Tempo, Kamis 10 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyiapkan generasi muda merupakan tanggung jawab kementerian yang dipimpin Nadiem saat ini. Jumlah penduduk muda saat ini sekitar 64,19 juta atau 24 persen dari total populasi Indonesia. Angka tersebut diprediksi melonjak pada 2030 menjadi 71 persen. Kunci keberhasilan pembangunan negara ini terletak pada keberhasilan memanfaatkan bonus demografi tersebut.
Kemendikbud menyiapkan kerangka kerja untuk penyiapan generasi muda melalui Profil Pelajar Pancasila, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, keberagaman, bergotong royong, kreativitas sekaligus berinovasi dan adaptif, bernalar krisis agar mampu memecahkan masalah, serta kemandirian. “Artinya, kita harus membangun kemampuan dan inovasi di dalam diri. Ini adalah esensi merdeka belajar,” ujar Nadiem.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, menyiapkan program prioritas untuk anak muda, yang tertuang dalam Program Prioritas Kemenpora 2020-2024. “Ada lima hal dalam program tersebut yakni pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri, dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan, dan yang kedua yakni penguatan ideologi Pancasila dan karakter serta budaya bangsa di kalangan pemuda,” ucap Zainudin.
Perhatian Menpora terhadap semangat kewirausahaan anak muda didorong oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja setiap tahun, dan angka PHK yang cukup besar. “Maka, kami bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi untuk mendorong sektor kewirausahaan,” ujar dia.
Astrid Sugandi, 29 tahun, Co-Founder Aaska Production mewakili generasi milenial yang memiliki semangat kewirausahaan. Dia keluar dari pekerjaannya di sektor perbankan dua tahun lalu untuk membesarkan bisnis start-up bersama dua rekannya. Atlas Boy, serial animasi yang populer di jagat maya, kini menuai kesuksesan setelah digandeng Goplay untuk jalur distribusi.
Menurut Astrid, Atlas Boy merupakan karya animasi yang kental dengan budaya Indonesia, dan dapat membangun karakter anak dan kaum muda. “Menurut saya animasi akan sangat impactful. Kita ingat saat kecil setelah pulang sekolah dan mengerjakan pe-er, lalu bisa baca komik atau menonton film kartun, kita merasa senang. Tanpa kita sadari, hal-hal yang kita tonton masuk ke dalam pikiran kita dan membentuk karakter kita,” ujarnya.
Dalam pandangan Kementerian Agama, bangsa Indonesia membutuhkan pendidikan yang rekreasi dan penuh kreasi. Banyak hal yang perlu dibenahi bersama dalam menyiapkan pemuda Indonesia yang berkarakter Pancasila. Pertama, membangun kesalehan sosial dengan harapan anak muda tidak mudah menebar kebencian, dan kedua adalah meningkatkan kedewasaan dalam bermedia sosial.
“Kita harus ingat, Islam adalah rahmatan lil’alamin, selalu dekat dengan salam. Perbedaan pendapat adalah bagian dari rahmat, jadi harus dihargai. Agama sebenarnya hadir secara moderat, tapi cara beragamanya yang harus diperbaiki,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani. (*)